Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Di Tengah Pemulihan Ekonomi Nasional, Kinerja Lippo Group Moncer
Senin, 1 November 2021 14:37 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kinerja sejumlah emiten Lippo Group menunjukkan tren positif dan bertumbuh seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi nasional.
Torehan cemerlang itu tak terlepas dari transformasi yang dilakukan grup usaha milik keluarga Mochtar Riady tersebut.
Transformasi usaha Lippo Group perlahan tapi pasti membuahkan hasil. Kesuksesan itu juga berkat tangan dingin sang generasi ketiga, John Riady, yang turun langsung dalam tataran manajemen Lippo Group.
Terkait transformasi, John yang menjabat salah satu direktur di Lippo Group mengatakan, ada beberapa hal yang ditempuh pihaknya.
Pertama, selama 3 tahun terakhir Lippo Group terus mendorong usaha-usaha di dalam konglomerasi untuk bekerja dengan prinsip operational excellence.
“Operational Excellence adalah keseluruhan proses industri yang dilakukan secara efektif dan efisien melalui perbaikan terus menerus oleh pengembangan sumber daya, budaya perusahaan dan cara berpikir,” kata John, Senin (1/11).
Menurutnya, Operational Excellence tidak mungkin dicapai tanpa eksekusi yang baik. Tanpa eksekusi, maka rencana kerja tidak pernah dijalankan sesuai waktunya. Operational excellence dalam konteks ini berorientasi memberikan nilai tambah. Dalam prosesnya, operational excellence mensyaratkan adanya fokus yang sama dari setiap anggota perusahaan.
Dia percaya, perusahaan semakin besar perlu juga dibagi dengan tata kelola yang semakin baik. Kalau perusahaan start up misalnya, yang tech start up itu fokusnya growth.
Baca juga : Menkeu : Akses Vaksin Tak Merata, Pemulihan Ekonomi Global Bisa Terhambat
“Seiring dengan bertumbuhnya perusahaan, perlu juga mengimbangi dengan tata kelola. Jadi, ini juga menjadi fokus selama 2-3 tahun terakhir ini,” ujar pria yang juga menjabat CEO PT Lippo Karawaci Tbk dan Chairman dari Siloam Hospital.
Menurut John, operational excellence perlu ditonjolkan karena semua bisnis di bawah Lippo Group sifatnya melayani masyarakat, dan berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.
Kedua, perihal Tata Kelola. Ketiga, transformasi yang dilakukan Lippo Group terus mengarah pada sustainability, yaitu dengan penerapan prinsip ESG (environmental, social, and corporate governance).
John mengatakan, prinsip tersebut kini menjadi tuntutan dunia bisnis secara global. Mengacu pada prinsip keadilan untuk bersama-sama menciptakan kehidupan lebih baik di dunia.
“Kalau dulu orang ngomongnya CSR. Sekarang kami bicaranya sustainability, jadi harus ada kesinambungan. Bisnis-bisnis kami harus membawa berkah, melayani masyarakat dan mementingkan stakeholders,” tegasnya.
John pun menyebut, trasnformasi itu merembet pada torehan kinerja positif emiten-emiten milik Lippo Group.
Salah satunya PT Lippo Karawaci Tbk. Emiten bersandi LPKR itu mencatatkan peningkatan marketing sales per akhir September 2021 yang mencapai Rp3,9 triliun atau naik 70 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun pada periode yang sama tahun lalu capaiannya Rp 1,24 triliun. Melalui raihan pada kuartal ketiga tersebut, secara akumulasi marketing sales LPKR periode Januari-September 2021 meningkat 71 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp3,9 triliun.
Baca juga : Kinerja Bank Mandiri Moncer
Penjualan dari rumah tapak dengan harga terjangkau berkontribusi 59 persen dari total penjualan pada kuartal ketiga 2021. Hal ini membuktikan sektor mulai properti bangkit di masa pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19.
Melihat hal itu, manajemen memproyeksikan angka prapenjualan tahun ini sebesar Rp 700 miliar menjadi Rp 4,2 triliun. Proyeksi tersebut tentunya akan mudah diraih LPKR bahkan dilampaui karena hingga September saja sekitar 93 persen dari target telah tercapai.
Selama dua tahun terakhir, Lippo Karawaci sudah berhasil melakukan inovasi. Mendesign rumah dengan harga terjangkau, dengan design yang modern, atau disebut tropical modern, very beautiful, dengan hal-hal cross ventilation dengan mengurangi energi dan lain sebagainya dan juga untuk menyesuaikan dengan pola kehidupan dan kebutuhan post Covid ini.
“Dengan melakukan ini, kami melihat penjualan itu luar biasa,” jelas John.
Tak hanya di sektor properti, kinerja usaha Lippo Group di bidang layanan jaringan komunikasi broadband termasuk di dalamnya program televisi, yaitu PT Link Net Tbk (LINK) pun menunjukkan kinerja yang moncer.
Pendapatan LINK tumbuh 11,7 persen secara yoy menjadi Rp 2,15 triliun pada semester pertama 2021. Seiring itu, Ebitda perseroan tumbuh 17,1 persen secara yoy menjadi Rp 1,24 triliun.
Adapun pada periode Januari-September 2021, Link Net telah menambahkan total 21.000 pelanggan baru, sehingga kini memiliki total basis pelanggan mencapai 861.000.
Dengan pencapaian optimal tersebut, Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman mengatakan, di tengah kondisi yang menantang karena pandemi, manajemen secara konsisten mampu menorehkan raihan positif.
Baca juga : Genjot Digitalisasi, Kinerja Bank Mandiri Makin Moncer
“Kami tetap mampu berkembang dengan kondisi yang berubah. Kinerja Link Net terus menguat, mengalami percepatan pertumbuhan pendapatan. Migrasi terus maju dan kami telah menyelesaikan hampir setengah dari keseluruhan proyek pada akhir September,” ujarnya.
Pun demikian di sektor kesehatan. Dalam laporan keuangannya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatatkan kinerja apik dalam sembilan bulan pada 2021. SILO membukukan pertumbuhan pendapatan secara yoy sekitar 42,83 persen menjadi Rp 7,14 triliun dari Rp 5 triliun.
Hal itu diiringi pertumbuhan laba periode berjalan menjadi Rp531,95 miliar. Catatan positif tersebut membalikkan keadaan, karena para periode yang sama tahun lalu SILO rugi Rp 48,79 miliar.
Dalam hasil riset yang dipublikasikan Trimegah Securities, analis emiten Heribertus Ariando dan Ignatius Samon memproyeksikan pertumbuhan SILO akan terjaga di masa datang.
Pendapatan SILO tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 7,8 triliun dengan laba bersih Rp 584 miliar. Sedangkan tahun lalu Rp 7,11 triliun dengan laba bersih Rp 116 miliar.
Tahun depan, SILO akan melakukan berbagai investasi di bidang digital, sehingga diperkirakan mengurangi pendapatan menjadi Rp 7,7 triliun dengan laba bersih Rp 536 miliar.
Namun pada 2023 raihan pendapatan SILO akan melonjak mencapai Rp 8,34 triliun dengan laba bersih diperkirakan mencapai Rp 630 miliar. [WHY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya