Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lewat Penguatan Nilai Kepemimpinan Di Sekolah, Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pembelajaran

Jumat, 3 Desember 2021 19:33 WIB
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Iwan Syahril, saat Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) ke-16. (Foto: Humas Kemendikbudristek)
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Iwan Syahril, saat Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) ke-16. (Foto: Humas Kemendikbudristek)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan komitmennya untuk terus menupayakakan peningkatan mutu siswa. Salah satunya, lewat penerapan nilai-nilai kepemimpinan yang berlangsung di sekolah.

"Semua program yang ada di Kemendikbudristek bertujuan pada tiga hal, yaitu murid, murid, dan murid. Orientasi ini menggambarkan visi dan keputusan Kemendikbudristek dalam upaya menghasilkan Pelajar Pancasila," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Iwan Syahril, saat Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) ke-16, seperti keterangan yang diterima RM.id, Jumat (3/12).

Guru Penggerak, lanjutnya, berfokus pada pengembangan SDM, utamanya terhadap nilai-nilai kepemimpinan. "Kalau kita investasi di aspek kepemimpinan maka mereka akan menjadi agen-agen perubahan sehingga paradigma kepemimpinan di sekolah berubah dari administrasi sekolah beralih ke pembelajaran terhadap murid," tuturnya.

Dia juga mengingatkan, tak ada jaminan, sekolah yang infrastrukturnya bagus adalah sekolah yang berkualitas. Sebaliknya, belum tentu sekolah di lokasi yang menantang secara sosial ekonomi adalah sekolah yang mutunya rendah.

Baca juga : Hadang Omicron, Kemenhub Tetapkan Syarat Ini Buat Pekerja Migran

"Sekolah yang bagus itu bukan terletak pada infrastrukturnya saja yang bagus, melainkan juga esensi substansinya. Itu harus menjadi perhatian yang lebih penting," jelasnya.

"Kita berfokus pada penekanan kepemimpinan yang ada di sekolah tersebut, karena sekolah yang bagus kita bisa lihat, ada kepala sekolah yang keren-keren,” sambung Iwan disambut tepuk tangan.

Anak buah Mendikbudristek Nadiem Makarim ini yakin, di berbagai pelosok Indonesia, bertebaran sekolah yang telah mengimplementasikan esensi Sekolah Penggerak, yaitu pembelajaran sesuai dengan kompetensi siswanya (teaching at the right level).

Beberapa kesaksian dari para pendidik maupun siswa, kata Iwan, menunjukkan bahwa metode belajar dengan membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai dengan kemampuan para siswa dapat menjadi solusi yang berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran.

Baca juga : Lewat Gernas BBI, Mendikbudristek Ajak Harumkan Aroma Maluku Hingga Lintas Benua

"Ada siswa yang mengaku, untuk pertama kalinya ia merasa bukan siswa yang bodoh dan pelajaran yang mereka terima lebih mudah dimengerti sehingga rasa percaya diri dan semangat belajarnya juga meningkat,” ungkap Iwan.

Ciri Guru Penggerak yang ditemui di lapangan yaitu, pemecah masalah (problem solver). Meski didera banyak tantangan, mereka tidak berkeluh kesah. Tapi justru, mencari jalan keluar di mana pun mereka berada, dengan memanfaatkan jejaring komunitas mereka.

"Dalam kelompok tersebut mereka sama-sama belajar tanpa memikirkan senioritas atau jenjang maupun latar belakang pendidikan dan satuan pendidikan di mana mereka mengajar. Mereka fokus bagaimana memecahkan suatu masalah secara bersama-sama (guyub)," imbuhnya.

Made Pujangga, guru SMA Negeri 1 Basarang, Kalimantan Tengah, merupakan satu dari 2.400 Guru Penggerak Angkatan ke-1. Dia mengakui, Kemendikbudristek memiliki program yang luar biasa. Terutama, Guru Penggerak.

Baca juga : Kemesraan Ini Tidak Akan Pernah Berlalu

Pada program tersebut, ia dan rekan-rekannya mendapat tiga modul dengan 10 submodul. Dari situ, para peserta belajar merefleksikan konsep Merdeka Belajar.

"Mulai dari diri sendiri hingga melakukan aksi nyata di satuan pendidikan dengan mengutamakan kolaborasi dan koneksi antar materi dan antar sesama guru, serta memberikan kebebasan berpikir dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Program ini betul-betul membuat kita menjadi seorang guru yang tergerak dan menggerakkan," ungkap Made.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.