Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Gus Halim Laporkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan Ke Presiden
Senin, 20 Desember 2021 14:59 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar melaporkan Pilot Project Program Desa Peternakan Terpadu berkelanjutan telah dilaksanakan di BUM Desa Bersama pada tujuh Kabupaten kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Laporan itu disampaikannya dalam acara Peluncuran Sertifikat Badan Hukum BUMDesa dan Rapat Koordinasi Nasional Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Jakarta, Senin (20/12).
"Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden pada 2 Juli 2021, telah dibuat pilot project program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, yang dikelola oleh BUM Desa Bersama di 7 Kabupaten, yang memadukan peternakan sapi, kambing, ayam, ikan air tawar, tanaman hortikultura, serta mengelola kotoran dan urine menjadi biogas dan pupuk organik," ungkap Gus Halim, panggilan akrabnya.
Baca juga : Omicron Ancaman Terbesar Kesehatan Masyarakat Dunia
Gus Halim menjelaskan, Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan ini merupakan konsep peternakan komunal yang dikelola BUMDesa Bersama.
Bentuknya adalah penggabungan beberapa komoditi unit usaha peternakan pada satu pasar di suatu daerah. Arahnya, desa-desa yang berpotensi di sektor peternakan akan dikembangkan sebagai sentral-sentral penyedia daging baik dari sapi, kambing, hingga ayam hingga pusat holtikultura.
"Melalui program ini akan terintegrasi pengelolaan peternakan dari hulu ke hilir. Dari penggemukan hingga kotoran ternak harus memberi nilai ekonomisnya. Tujuannya jelas, selain untuk kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri. Minimal dapat menurunkan kebutuhan impor dengan meningkatkan ketahanan pangan khususnya pemenuhan kebutuhan daging dan swasembada daging sapi nasional," bebernya.
Baca juga : Gus Halim: Program Smart Village Harus Berkelanjutan
Gus Halim mengakui, industri peternakan di Indonesia masih terbilang belum pesat. Padahal, permintaan terhadap daging domestik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peternakan sapi misalnya, yang sebagian besar pelaku usaha tersebut adalah peternak tradisional.
Ternak sapi sering dipelihara sebagai sumber tenaga kerja untuk mengolah lahan, tabungan untuk acara hajat tertentu, dan bukan untuk sapi pedaging. Tata kelola perdagangan juga belum bisa mendorong usaha peternak lokal untuk bisa menjadikan ternak sapi yang mereka miliki menjadi usaha dengan skala besar.
"Kondisi tersebut menyebabkan hasil peternakan yang didapatkan tidak optimal. Keuntungan yang dihasilkan pun tidak maksimal. Dengan program ini, saya berharap dapat menanggulangi semua permasalahan tersebut," harap Gus Halim.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya