Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Punya Jaringan Organisasi Luas, Jokowi Yakin Digitalisasi NU Bisa Go Global

Senin, 31 Januari 2022 14:29 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, Nahdaltul Ulama (NU) memiliki kekuatan yang luar biasa besar. Bukan hanya bisa berkontribusi untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia.

Dengan jumlah warga NU yang sangat besar, sekitar separuh lebih dari warga muslim Indonesia, serta dengan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri, NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar.

Talenta-talenta muda hebat di NU juga semakin banyak jumlahnya. Tersebar dalam beragam profesi. Kontribusi NU yang paling utama adalah melalui peran besar para ulama besar yang menjadi sumber tuntunan umat.

Baca juga : Orasi Zulkifli Hasan Patut Diacungi Dua Jempol Dah

Namun, semakin bertambahnya jumlah warga nahdliyin yang cendikiawan, kaum profesional, wirausaha, dan para teknolog akan membuat NU semakin memberikan warna dalam dunia baru yang semakin berubah.

"NU memiliki jaringan organisasi yang sangat luas. NU memiliki pengurus dan badan otonom (Banom) di seluruh provinsi, di seluruh kabupaten dan kota, bahkan di kecamatan dan kelurahan, serta desa. Di luar negeri pun, diaspora NU berkembang sangat pesat. Dengan cabang istimewa yang telah tersebar di lebih dari 100 negara di dunia. Ini yang saya lihat," ujar Jokowi saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1).

Jokowi menambahkan, jika jaringan ini digerakkan, dikonsolidasikan untuk menggulirkan agenda-agenda strategis nasional, pastinya akan menjadi kekuatan besar yang sangat potensial untuk mempercepat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan.

Baca juga : Kunker Ke Muara Enim, Jokowi Bakal Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara

Semua potensi itu perlu dijahit, perlu dirajut dalam rumah besar NU, sehingga NU bisa makin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa. Semakin berperan dalam dunia yang penuh perubahan dan disrupsi, dalam dunia yang semakin diwarnai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal lain yang juga menjadi sorotan Jokowi adalah situasi dunia yang serba baru, yang menuntut hadirnya cara-cara baru yang kreatif. Perubahan yang cepat akibat revolusi industri dan juga pandemi, menuntut cara-cara baru yang inovatif. Modernisasi, digitalisasi, otomasi tak mungkin lagi bisa dihindari.

"Saya membayangkan, beberapa waktu ke depan, NU memiliki database jemaah yang lengkap dan canggih dengan bantuan teknologi digital. Sangat mungkin. Memakai blockchain, memakai artificial intelligence, memakai machine learning dan lain-lain. Sangat memungkinkan, karena NU memiliki SDM-SDM yang sangat baik dan mengerti mengenai ini. Saya membayangkan, NU punya marketplace yang andal, tempat produsen dan konsumen NU bertransaksi secara praktis, dan memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global. Ini juga sangat memungkinkan," papar Jokowi.

Baca juga : Anggota MPR Kini Sosialisasi Empat Pilar 6 Kali Setahun

Semua itu dibayangkan Jokowi dalam waktu segera. NU mempunyai platform edutech yang juga mempunyai platform learning management system yang andal, yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan entrepreneur di mana pun dan kapan pun secara mudah dan murah.

"Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak lagi. Beliau ini kerja di Singapura, sudah lama. Tujuh tahun yang lalu saya kenal. Ngerjain ini semuanya, apa pun bisa. Namanya, masih muda sekali, namanya Mas Ainun Najib, NU. Tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali. Jadi kalau diajak ke sini, harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendika (perintahkan, Red)digaji berapa pun, bismillah pasti mau," pungkas Jokowi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.