Dark/Light Mode

Tren Penurunan Kasus Harian Dikeker, Dosis 2 Digenjot

Menkes: Kalau Hasilnya Baik, Cerita Lebaran Kita Bisa Beda

Senin, 28 Februari 2022 05:15 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan bawah) dalam konferensi pers virtual PPKM, Minggu (27/3). (Foto: YouTube)
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan bawah) dalam konferensi pers virtual PPKM, Minggu (27/3). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, selama sepekan, tren kasus Covid-19 dan hospitalisasi harian pasien Covid-19 di sejumlah daerah mulai menurun.

Konsistensi tren penurunan tersebut akan terus dipantau oleh pemerintah, dalam beberapa pekan ke depan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden Jokowi, Minggu (27/2) melalui konferensi video.

"Ada juga beberapa provinsi yang sudah mencapai puncaknya. Jadi sudah mulai melandai, sudah seminggu menurun. Tapi, kita masih menunggu konsistensi penurunannya dalam dua minggu ke depan,” ujarnya.

Menkes mencontohkan, tren Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan sudah mulai melandai dan terlihat segera akan menurun.

Baca juga : Tren Penurunan Kasus Harian Berlanjut, DKI Kini Peringkat 4

Sementara, sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Barat telah memperlihatkan tren penurunan yang konsisten dalam tiga minggu berturut-turut. Baik dari jumlah penularan maupun juga positivity rate-nya.

Di sisi lain, sejumlah provinsi masih menunjukkan adanya tren peningkatan, terutama di luar Jawa dan Bali.

“Beberapa provinsi masih mengalami peningkatan, khususnya di Jawa. Itu di Yogyakarta masih meningkat, kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, di Sumatra Utara juga masih meningkat, Kepulauan Riau, sama Riau juga masih meningkat, kemudian beberapa provinsi di Sulawesi,” ungkap Menkes.

Lebih lanjut Budi menyampaikan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) juga terlihat mulai melandai dan masih relatif terkendali.

“Terjadi pergeseran dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali. Kita ada juga beberapa catatan provinsi-provinsi dan kabupaten/kota di luar Jawa-Bali, yang perlu kita perhatikan. Tapi belajar dari pengalaman Jawa-Bali bahwa keterisian rumah sakit sekitar 40-50 persen dari Delta, mudah-mudahan masih bisa kita kendalikan,” jelas Menkes.

Baca juga : Moeldoko Minta Vaksinasi 6-11 Tahun Digenjot, Kalau Perlu Pakai Permainan /Snack

Tingkat kematian pada gelombang Omicron, juga relatif lebih rendah dibanding saat gelombang Delta.

“Yang meninggal di rumah sakit, kami lihat sekarang per harinya ada 250-an orang. Di masa puncak Delta, tembus 2.000 orang per hari. Jadi, sekitar hampir 15 persen dari puncaknya Delta,” sambung Menkes.

Jumlah pasien meninggal terbanyak adalah mereka yang belum divaksinasi, belum divaksinasi lengkap, memiliki komorbid, dan kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengakselerasi laju vaksinasi terutama bagi kelompok rentan.

“Vaksinasi lansia dan juga kelengkapan dosis vaksinasi itu merupakan prioritas untuk kita lakukan sama-sama,” imbuhnya.

Baca juga : Kapolri: Tidak Usah Panik, Tingkatkan Kewaspadaan

Hingga saat ini, pemerintah telah menyuntikkan hingga 344 juta dosis vaksin Covid-19. Baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua.

Cakupan dosis pertama mencapai 190,67 juta dosis atau 91,55 sedangkan dosis kedua 143,78 juta atau 69,04 persen.

Menkes pun berharap, pada akhir April tahun ini cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 70 persen.

“Mudah-mudahan, kalau hasilnya baik, Lebaran kali ini kita bisa hadapi dengan berbeda dibandingkan Lebaran-Lebaran sebelumnya, dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.