Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Benci Produk Asing

Kalau AS Dan China Ngambek, Emang Kita Bisa Ngelawan?

Senin, 8 Maret 2021 07:24 WIB
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio (Foto: Istimewa)
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ajakan Presiden Jokowi untuk membenci produk asing memang enak didengar. Namun, mengandung risiko besar. Apalagi, kalau Amerika Serikat dan China sampai ngambek. Indonesia bisa repot.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Agus Pambagio menilai, dalam ilmu komunikasi, ajakan Jokowi itu terasa heroik. Hanya saja, ajakan itu punya dampak berbahaya dalam konteks relasi dengan negara lain. Padahal, banyak industri kita yang tergantung pada bahan baku impor. 

Selain itu, menurut Agus, pernyataan Jokowi tersebut dilontarkan dalam waktu yang tidak tepat. Soalnya, di saat pandemi seperti sekarang, Indonesia sangat memerlukan kolaborasi dengan berbagai negara.

Baca juga : Menteri Sandi Ajak WNI Cintai Pariwisata Lokal

"Dalam komunikasi hubungan internasional, itu bisa berbahaya. Kita kan di satu sisi sedang minta bantuan dukungan karena pandemi dan sebagainya, tapi di sisi lain membenci produk asing. Ini secara komunikasi internasional harus hati-hati," ujar Agus, saat berbicara dalam diskusi bertajuk "Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri", kemarin. 

Ia khawatir, kampanye benci produk asing itu akan memengaruhi industri di Tanah Air. Soalnya, masih banyak industri yang tergantung dengan impor. Mulai dari industri besar seperti otomotif, sampai makanan seperti susu, tahu, tempe, dan terigu. Menurut dia, Indonesia masih banyak kekurangan sumber daya. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi saja, kita masih impor. Jika negara asal menghentikan impor barang-barang itu, Indonesia bisa kelimpungan.

Agar kampanye benci produk asing tidak berbuntut panjang, Agus meminta seluruh duta besar Indonesia menjelaskan ke negara tempatnya bertugas terkait maksud Jokowi. "Saya khawatir perkataan benci produk itu bisa ke mana-mana," kata Agus.

Baca juga : Prabowo: Kalau Saya Penjahat, Tangkap Saya

Ke depan, Agus berharap Jokowi berkonsultasi lebih dulu dengan ahli komunikasi sebelum menyampaikan pernyataan. Agar pernyataan yang disampaikan tidak membuat polemik. "Ini secara komunikasi internasional harus hati-hati. Mungkin perlu konsultasi dengan ilmu komunikasi dan international relation untuk membahas ini sebelum disampaikan. Karena kemarin kan Presiden spontan pidato tanpa teks, jadi ini harus hati-hati," tuturnya.

Ajakan membenci produk asing disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3). "Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan, produk-produk dalam negeri. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan, yang hadir dalam diskusi yang sama, mencoba meluruskan. Dia menyebut, ajakan benci produk asing yang digaungkan Jokowi bukan berarti membenci negara penghasil komoditas. Jokowi juga tak bermaksud mengajak Indonesia membenci produk asing secara harfiah. 

Baca juga : PGN Salurkan Bantuan Bencana Di Sulawesi Barat Dan Kalimantan Selatan

Dany menjelaskan, ajakan Jokowi bagian dari perbaikan perdagangan Indonesia. Termasuk memperkuat industri lokal. "Ini semangat heroik untuk memperbaiki fundamental perdagangan kita," jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.