Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi Ingatkan 4 Tantangan Berat, Solusinya Transformasi Ekonomi

Selasa, 1 Maret 2022 14:46 WIB
Presiden Jokowi dalam pengarahan kepada peserta Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi dalam pengarahan kepada peserta Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, tantangan ke depan tidak semakin gampang atau mudah, tapi penuh ketidakpastian.

Dulunya, ketidakpastian itu banyak disebabkan oleh disrupsi teknologi, revolusi industri 4.0. Tapi, sekarang ini, kondisinya diperberat lagi oleh pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.

"Ketidakpastian global ini merembet pada meningkatnya ketidakpastian negara-negara mana pun di dunia ini," ujar Jokowi dalam pengarahan kepada peserta Rapat Pimpinan TNI dan Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3).

Problem yang dulu tidak pernah dan diperhitungkan, sekarang muncul. Setidaknya, ada empat kelangkaan terkait hal tersebut. 

Pertama, kelangkaan kontainer yang diakibatkan oleh perdagangan yang tidak seimbang di antara negara-negara.

Baca juga : Polri Temukan Ladang Ganja Seluasnya 6,28 Hektar di Aceh

"Dulu, normal sekali. Semua negara mau kirim apa pun, logistiknya bisa. Kontainernya cukup. Tapi sekarang, terganggu karena perdagangan yang tidak seimbang di antara negara-negara," ucap Jokowi.

Naiknya harga kontainer ini mengerek kenaikan biaya angkut (freight costs). Alhasil, harga barang jadi naik. Sehingga, konsumen membeli dengan harga yang lebih mahal.

Kedua, kelangkaan pangan. Saat ini, harga bahan pangan (food price) sudah melonjak tinggi. Di beberapa negara besar, harga pangan sudah di atas 30 persen. 

"Hati-hati dengan yang namanya urusan pangan," tandas Jokowi.

Ketiga, kenaikan inflasi. Kondisi naiknya harga dan beban masyarakat, kini terjadi hampir di semua negara.

Baca juga : Airlangga Ingatkan Peran Bank Daerah Dongkrak Ekonomi Nasional

"Di Amerika Serikat, inflasi nggak pernah lebih dari 1 persen. Sekarang sudah di atas 7 persen. Di beberapa negara, bahkan sudah ada yang di atas 30-50 persen. Jangan dianggap enteng," ucap Jokowi.

Keempat, kelangkaan energi. Sebelum perang Rusia-Ukraina meletus, harga bahan bakar sudah tinggi karena langka. Ditambah perang, harganya makin melonjak. 

Sekarang, harga per barel sudah di atas 100 dolar AS. Dulu, cuma 50-60 dolar AS. Di semua negara, harga BBM naik. Elpiji naik. Karena semuanya naik, maka yang terjadi adalah kenaikan harga produsen. Ongkos produksi lebih tinggi. Otomatis harga konsumen pun naik.

"Inilah gambaran betapa ketidakpastian itu menimbulkan tantangan-tantangan yang tidak mudah. Kerja makro saja tak mungkin bisa menyelesaikan masalah. Makro mikro harus dikerjakan di lapangan," tegas Jokowi. 

Dalam posisi ini, kita harus bisa mentransformasi ekonomi. Dari semula bertumpu pada kegiatan konsumsi, harus bisa beralih menjadi kegiatan produksi.

Baca juga : Tingkatkan Keandalan Pasokan Listrik, PLN Terapkan EAM Transmisi Di Indonesia Timur

Asal tahu saja, saat ini, 56-58 persen pertumbuhan kita bertumpu pada kegiatan konsumsi.

"Hati-hati. Ini yang mau kita transformasi. Kita harus mengubah pertumbuhan ekonomi yang banyak bertumpu pada kegiatan konsumsi, menjadi produksi. Artinya, kita harus melakukan hilirisasi industri atau industrialisasi," pungkas Jokowi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.