Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Amankan Produksi Kedelai, Kementan Lakukan Gerakan Pengendalian OPT

Jumat, 18 Maret 2022 13:02 WIB
Kawasan budidaya kedelai/Ist
Kawasan budidaya kedelai/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melaksanakan rangkaian kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Kedelai yang difokuskan di Kelompok Tani Sri Rejeki Kabupaten Gunung Kidul dan Kelompok Tani Mitra Lestari, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini guna mengamankan produksi kedelai nasional.

Direktur Perlindungan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan Takdir Mulyadi mengatakan, kedelai merupakan bahan pangan yang cukup strategis, dan Gunung Kidul dan Bantul adalah salah satu daerah sentra kedelai. 

Karena itu, untuk meningkatkan perekonomian petani, dia berharap animo masyarakat dalam menanam kedelai terus meningkat, yang tentunya didukung oleh stakeholder yang ada.

“Dalam menjaga kedelai ini, harus dilakukan upaya-upaya pencegahan, antisipasi sebelum ada serangan tentunya dengan menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan," ujar Takdir yang hadir di lapangan pada kegiatan Gerdal dan disiarkan secara langsung melalui webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, Kamis (17/3).

"Upaya yang kita lakukan ini sudah bagus, jadi jangan ketika ada serangan baru kita kendalikan. Lakukanlah budidaya yang baik dan tepat agar tanaman kuat dan tahan terhadap hama dan penyakit,” tambah Takdir.

Baca juga : Transjakarta Sehari 3 Kali Kecelakaan, Pengamat: Harus Ada Perombakan Manajemen

Sementara, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi DIY, Suharto Budiyono mengatakan, dalam pengendalian OPT selalu menggunakan APH, sehingga produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan ramah lingkungan. Bahan kimia merupakan senjata terakhir. 

"Selagi APH bisa digunakan, kita gunakan APH. Petani kita sudah bisa memperbanyak agensia hayati sendiri melalui pemberdayaan petani dalam program P4. Stok APH di DIY cukup aman untuk pengendalian selama 1 tahun," ujarnya. 

Selanjutnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Rismiyadi menyebutkan, luas lahan untuk pertanaman kedelai masih di angka 3.544 Ha. Dari total bantuan seluas 2.067 Ha, 2.019 Ha sudah tanam dan saat ini pertumbuhannya cukup baik. 

Sampai saat ini belum ada laporan terkait serangan hama. Kita melakukan tindakan prefentif oleh regu pengendali tanaman yang dikomando oleh POPT. Diharapkan, produktivitas bisa meningkat dari 1,3 ton perhektar menjadi 1,5 ton perhektar. 

“Dengan demikian, Gunung Kidul bisa turut berkontribusi dalam pencapaian produksi kedelai nasional 1 juta ton tahun ini," sebutnya.

Baca juga : Resmikan Kantor Di Malang, OJK Perkuat Pengawasan

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto yang juga hadir secara langsung menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya Gerdal OPT ini. 

Menurutnya, dalam konsep ekonomi kerakyatan, untuk hilirisasi komoditi yang paling penting adalah produktivitas dan jika hasilnya mencukupi, UMKM akan berkembang. 

“Ini momentum yang baik, dimana pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat prinsipil yang tidak mungkin bisa kita lewatkan begitu saja. Kami sangat konsen dalam pertanian, karena itu kuncinya peningkatan kesejahteraan," ucap Heri.

Perlu diketahui, pada acara Gerdal ini diselingi pula agenda wawancara dengan petugas dan kelompok tani yang dipimpin Direktur Perlindungan. 

Jayadi, Petugas OPT Gunung Kidul mengungkapkan, dalam rangka mendekatkan pengembangan agen hayati ke petani agar pemanfaatannya lebih luas ditempatkan 3 titik pengembangan APH di Gunung Kidul yang mudah dijangkau. 

Baca juga : Harga Minyak Dunia Melonjak, Momen Tepat Ajak Masyarakat Gunakan BBM Berkualitas

"Harapannya, tidak ada lagi alasan bagi petani tidak menggunakan APH. Ada program pemberdayaan juga berupa P4 yang memungkinkan petani bisa membuat sendiri APH," ujarnya.

Ketua kelompok tani Sri Rejeki, Sumilan menceritakan, kelompoknya menerima bantuan OPLA berupa sumur dangkal di 3 titik dan pompanisasi. Dampaknya, saat ini di lahan seluas 500 ha bisa tanam 3 kali yang mana sebelumnya hanya bisa 2 kali tanam. 

“Selaku penggerak kelompok tani, saya berharap meningkatkan animo warga dalam menanam kedelai mohon ada pendampingan sampai pasca jual," harapnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengungkapkan, penyebab di balik ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor. Salah satu penyebabnya, karena produktivitas produksi kedelai dalam negeri yang belum mampu mencapai target potensinya. 

“Berangkat dari kondisi ini, di tahun ini Menteri Pertanian Syahrul Yaisn Limpo menargetkan produksi kedelai mencapai 1 juta ton. Gerakan pengendalian ini salah satu upaya dalam pengamanan produksi kedelai nasional," tutur Suwandi. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.