Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringati Mosi Integral NKRI

Mahfud MD: Natsir Perekat Mitsaqan Ghalidza Bangsa Indonesia!

Senin, 4 April 2022 19:23 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md saat mejadi nasrasumber dalam acara Tasyakur Mosi Integral NKRI 3 April 1950 yang digelar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Minggu (3/4). (Foto: Istimewa)
Menko Polhukam Mahfud Md saat mejadi nasrasumber dalam acara Tasyakur Mosi Integral NKRI 3 April 1950 yang digelar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Minggu (3/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, Mohammad Natsir adalah sosok perekat perjanjian suci bangsa Indonesia. Hal ini ditegaskan Mahfud saat mejadi nasrasumber dalam acara Tasyakur Mosi Integral NKRI 3 April 1950 yang digelar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Minggu (3/4).

"Saya melihat Pak Natsir menjadi perekat Mitsaqan Ghalidza, menjadi perekat perjanjian suci bangsa Indonesia sehingga menjadi bangsa yang bersatu," ujar Mahfud dalam acara yang digelar secara daring ini.

Natsir, lanjut Mahfud, disebut sebagai orang yang melakukan Mosi Integral ketika Indonesia terancam pecah sesudah perjanjian Meja Bundar.

Baca juga : Hari Perawat Nasional, Khofifah: Nakes Garda Terdepan Selama Pandemi

"Pada 3 April 1950 Natsir mengeluarkan Mosi yang dikenal dengan Mosi Integral. Natsir mengajak bersatu, bersatu dalam perbedaan," jelas Mahfud yang juga guru besar hukum tata negara ini.

Dalam kesempatan ini, Mahfud mengurai peran Mohammad Natsir dalam rentetan sejarah perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.

"Kalau kita baca sejarah perjuangan bangsa Indonesia, negara ini semula mau dibangun berdasar sekuler. Pada tahun 1938 Bung Karno menulis mengapa Turki memisahkan agama dari negara. Bung Karno menginginkan negara seperti Turki yang dibangun Kemal Ataturk, lalu Natsir bilang tidak begitu, menurut Nastir Islam itu siap mendirikan pemerintahan dan mengatur negara sendiri. Natsir mengusulkan negara Islam," tutur Mahfud.

Baca juga : HNW Usul 3 April Diperingati Jadi Hari NKRI

Mahfud memaparkan, usulan bentuk negara dari para tokoh pendiri bangsa saat itu, sama-sama memiliki alasan kuat dan bagus, serta sama-sama hebat, sehingga akhirnya perdebatan tersebut berlansung panjang.

Sampai akhirnya sidang 1 Juni macet, kemudian tanggal 22 Juni dicapai kompromi piagam Jakarta, lalu tanggal 18 Agustus disepakati dasar negara.

"Jadilah kita Nagara Kesatuan Republik Indoensia yang bukan negara sekuler dan bukan pula negara agama, cuma di situ disepakati setiap pemeluk agama mendapat perlindungan eksistensinya, menadapat perlindungan setiap warganya untuk melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, nah itulah yang kita sebut sebagai Pancasila," tambah Mahfud.

Baca juga : Mahfud MD: Pemerintah Segera Ratifikasi Perjanjian Indonesia-Singapura

Peran Natsir, bagi masyarakat Islam, menurut Mahfud sangat besar, salah satunya Natsir ikut membangun mobilitas sosial kaum muslimin Indonesia naik.

"Natsir memberi pembekalan sejak muda, orang Islam harus berani. Kemudian banyak tokoh-tokoh Islam, khususnya pasca reformasi banyak tokoh muslim yang bangkit ke permukaan dan tak malu-malu lagi menunjukkan jati dirinya sebagai orang Islam, tanpa diskriminatif terhadap orang lain," pungkas Mahfud. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.