Dark/Light Mode

Mendag Lutfi: Perdagangan Komoditas Dunia Perlu Ditata Ulang

Rabu, 25 Mei 2022 14:44 WIB
Mendag Muhammad Lutfi di sela-sela berlangsungnya World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. (Foto: Istimewa)
Mendag Muhammad Lutfi di sela-sela berlangsungnya World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menilai perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Dengan begitu, inflasi tinggi di berbagai belahan dunia tidak terjadi seperti saat ini.

Sebagai salah satu pembicara di panel diskusi bertema "Absorbing Commodity Shocks" Lutfi menyatakan, beberapa kejadian dunia yang sifatnya negatif dan insidentil seperti perang di Ukraina sebenarnya hanya berfungsi sebagai pendorong dan peringatan.

Bukan penyebab utama terganggunya arus perdagangan komoditas yang menyebabkan inflasi tinggi di berbagai belahan dunia saat ini.

"Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah sejak lima tahun lalu menyatakan bahwa perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Karena struktur dan sistem yang dominan saat ini lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya. Khususnya bagi masyarakat di negara berkembang besar seperti Indonesia, Brazil, India dan China," kata Lutfi di sela-sela berlangsungnya World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss.

Baca juga : Gerbangdutas Perkuat Kedaulatan Indonesia Di Perbatasan

Menurutnya, yang dibutuhkan adalah perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia sebagai lokomotif yang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor non ekonomi.

Konsep yang dikenal dengan ESG (environment, sustainability and governance) saat ini menjadi ukuran pertama dan utama bagi investor dalam menanamkan modalnya.

Konsep ESG adalah pembangunan ekonomi berbasis pemeliharaan lingkungan, pembangunan yang berkesinambungan dan tata kelola.

"Kami di Indonesia percaya bahwa komitmen penuh terhadap ESG menciptakan platform untuk membangun rasa saling membutuhkan dan saling percaya antara semua negara di dunia," kata Lutfi.

Baca juga : Ini Filosofi Permainan Yang Diterapkan Thomas Doll Di Persija

Namun, Indonesia tidak tinggal diam melihat beragam hambatan terhadap perdagangan dan perekonomian dunia. Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN yang memiliki total populasi 600 juta orang saat ini bersama-sama 9 negara ASEAN lainnya berkomitmen penuh untuk menghilangkan kendala perdagangan antar negara ASEAN sebagai kontribusi nyata ASEAN dalam meringankan beban perekonomian dunia saat ini.

Hal tersebut dilakukan sambil 10 negara ASEAN saling mendukung dalam menerapkan konsep ESG di masing-masing negara.

"Selanjutnya dengan komitmen penuh ASEAN dalam penerapan ESG, kami berharap perekonomian ASEAN bisa semakin terintegrasi ke dalam rantai pasok utama dunia (main global supply chain)," tegas Lutfi.

Singkatnya, ESG justru akan menjadi katalis sekaligus peluang untuk negara berkembang menjadi negara maju.  Pertemuan tahunan WEF adalah agenda reguler utama bagi Mendag setiap tahunnya.

Baca juga : Kementan Matangkan Portal Satudata Pertanian

Sebaliknya Mendag Lutfi adalah tokoh nasional yang paling paling sering diundang sebagai pembicara di berbagai panel diskusi WEF setiap tahun. Pada 2008 Lutfi adalah salah satu orang Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan Young Global Leaders  bersama-sama dengan tokoh muda dunia lainnya seperti kedua pendiri Google, Larry Page dan Sergei Brin dari dari World Economic Forum. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.