Dark/Light Mode

Dongkrak Ekspor, Layanan Pelabuhan Tanjung Priok Bakal 24 Jam Nonstop

Minggu, 7 Juli 2019 18:30 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan, kedua kiri) bersama jajaran stakeholder di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (7/7) membahas upaya peningkatan ekspor. (Foto: BKIP Kemenhub)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan, kedua kiri) bersama jajaran stakeholder di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (7/7) membahas upaya peningkatan ekspor. (Foto: BKIP Kemenhub)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam rangka meningkatkan jumlah ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok, waktu operasional pelayanan pelabuhan tidak akan mengenal libur. Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus, selama 24 jam dalam tujuh hari seminggu.

Hal itu ditegaskan Budi Karya yang akrab disapa BKS, usai rapat dengan jajaran stakeholder Pelabuhan Tanjung Priok, di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (7/7).

BKS menjelaskan, pihaknya telah mendata berbagai upaya yang bisa meningkatkan ekspor. Menurutnya, ada beberapa hal yang memang harus ditingkatkan. Salah satunya, meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Baca juga : Dinas Sosial Langkat Upayakan Bantuan Bagi Keluarga Korban Tragedi Pabrik Korek Gas

“Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, dan kita ingin 7 hari. Artinya, 24/7 kita melayani. Orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di 7 hari. Sehingga, produktivitasnya menjadi lebih baik,” jelas BKS dalam keterangan tertulis yang diterima RMco.id, Minggu (7/7).

BKS mengilustrasikan dengan waktu pelayanan 3 hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka dalam satu hari harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari. Namun, jika waktu pelayanan menjadi 7 hari, maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja.

Hal ini akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan. “Jadi jalannya lengang, truknya produktif, dan yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Kalau lengang, kecenderungan melakukan kegiatan ekspor akan bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu equivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau semua ini lancar, maka otomatis ekspor juga akan menjadi lebih banyak,” terang BKS.

Baca juga : Indra Sjafri Bakal Coret 4 Nama Pemain

Selanjutnya, yang juga menjadi pusat perhatian adalah empty container (kontainer kosong) dalam impor barang. BKS mengungkap, banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Karena itu, hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk tersebut tidak berjalan dalam keadaan kosong.

“Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi, kita upayakan itu dalam keadaan terisi,” tutur BKS.

Yang juga menjadi sorotan BKS adalah masalah sistem. Menurutnya, perlu ada satu sistem yang mengatur keseluruhannya.

Baca juga : Pelaku Usaha Disarankan Lanjutkan Program Promo

“Terakhir adalah sistem. Kita akan tingkatkan koordinasi INSW, Inaportnet. Kami akan rapat dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut agar sistemnya menjadi satu. Di sini, juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri agar Sabtu Minggu juga masuk. Kalau sekarang Sabtu Minggu masih sepi, nanti akan ramai," pungkas BKS. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.