Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Banjarnegara Pasok Cabe Merah Keriting Dan Rawit Hijau Belasan Ton Setiap Hari Ke Jabodetabek

Senin, 13 Juni 2022 10:08 WIB
Cabe rawit hijau/Ist
Cabe rawit hijau/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Petani Banjarnegara sudah terbiasa berbudidaya aneka cabe, bahkan telah menjadi kabupaten penyangga Jabodetabek. Konsistensi pasokannya mencapai 17 ton per hari dan menyebar ke berbagai pasar, termasuk pasar induk dan pasar-pasar satelit seputar Jakarta. Petani Banjarnegara menyesuaikan agroklimat dan kecocokan tanah. 

“Sejak dulu, pendahulu kami tidak menanam cabe rawit merah karena pertimbangan teknis. Kalau rawit yang cocok di dataran tinggi Banjarnegara adalah rawit hijau, sehingga hasil produksi Kami berlimpah,” ujar Teguh, salah satu Champion Cabe Nasional

Menurutnya, saat ini, kurang lebih ada sekitar 370 ha pertanaman cab/ rawit hijau yang tersebar di Kecamatan Pejawaran, Karang Kobar dan Batur.

Baca juga : Bamsoet Ingatkan, Pancasila Jangan Sekadar Jadi Hafalan Tanpa Implementasi Nyata

Hal senada juga disampaikan penyuluh Pejawaran, Miftahuddin, yang menegaskan warga Banjarnegara tidak pernah kesulitan menemukan aroma pedas di setiap menu masakan sepanjang tahun, karena ketersediaan rawit hijau melimpah.

“Masyarakat sini sudah terbiasa menggunakan rawit hijau untuk membuat sambal. Kalau masalah warna memang kurang menarik dibandingkan dengan rawit merah, tetapi rasa tetap pedas,” ungkapnya.

Soal Juni 2022 tersebar kabar dari pasar yang menyatakan harga cabe rawit merah di Banjarnegara mencapai Rp 1.000 per buah, pemantauan langsung ke beberapa pedagang eceran di Pasar Pucang Banjarnegara ditemukan, dengan harga Rp 5.000 konsumen mendapatkan cabe sebanyak 50 gram (kurang lebih 20 buah).

Baca juga : Zakat Fitrah Hukumnya Wajib, Perhatikan Waktu Pelaksanaannya, Jangan Sampai Kelewat

Dihubungi terpisah, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto memahami cuaca ekstrem dengan curah hujan yang relatif tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap volume panen dan pasokan. 

Karena cuaca ekstrem ini volume panen dan pasokan cabe menjadi berkurang. Namun, hal ini sudah kita antisipasi melalui berbagai langkah. 

“Salah satunya dengan memobilisasi pasokan dari daerah surplus yang produksinya tidak terganggu. Seperti dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara. Dalam waktu dekat pasokan kembali normal,” papar Prihasto, Sabtu (11/6).

Baca juga : Banjir Landa Medan Dan Banten, Pegadaian Sigap Salurkan Bantuan

Namun demikian, Prihasto juga menegaskan, harga ini sangat dipengaruhi banyak faktor yang terkadang tidak semata karena pasokan dan belum ada standarisasi harga selayaknya produk pabrikan. 

“Namun patut disyukuri bahwa NTP petani cabe/sedikit meningkat pasca pandemi. Sebelumnya petani cab3 sempat terseok-seok dengan harga pasar di bawah BEP,” imbuhnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.