Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPIP Gaungkan Diplomasi Pancasila di G20

Rabu, 13 Juli 2022 23:44 WIB
Seminar Pancasila Series I-2022 dengan tema Semangat Pancasila untuk Dunia, di Jakarta, Selasa (12/7). (Foto: BPIP)
Seminar Pancasila Series I-2022 dengan tema Semangat Pancasila untuk Dunia, di Jakarta, Selasa (12/7). (Foto: BPIP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Seminar Pancasila Series I-2022 dengan tema Semangat Pancasila untuk Dunia, “Relevansi Pidato Soekarno di PBB Tahun 1960 yang Berjudul To Build The World a New”, di Jakarta, Selasa (12/7). Seminar ini menghadirkan 4 narasumber yaitu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP Darmansjah Djumala, sejarawan Bonnie Triyana, dan pelaku seni Tissa Biani.

Dalam sambutannya, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyampaikan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu mengatasi krisis di saat pandemi  Covid-19 lebih baik baik dibanding negara lain. Menurut dia, hal itu karena rakyat memiliki semangat gotong royong yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan.

Kata Yudian, dunia saat ini juga membutuhkan kebangkitan pascapandemi. Menurut dia, forum G20 di Bali pada November nanti menjadi momen yang tepat untuk menggaungkan Pancasila sebagai rujukan diplomasi.

Baca juga : Menteri PUPR Targetkan Renovasi TMII Tuntas Akhir Juli 2022

"Dengan slogan G20, recover together, recover stronger, Indonesia sekali lagi mengajak dunia bergotong royong memulihkan perekonomian yang lebih kuat dan berkelanjutan pascapandemi ini," ungkap Yudian, dalam keterangan tertulis Rabu (13/7).

Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto menuturkan, pesan Bung Karno dalam pidatonya di PBB pada 30 September 1960 sangat relevan dengan masa sekarang. Kata dia, Indonesia harus menawarkan kepemimpinan global baru sehingga harapan G20 (recover together, recover stronger) bisa terwujud. "Indonesia antara lain bisa membawa misi transisi energi atau arsitektur kesehatan global yang baru bisa diwujudkan," tutur Andi.

Andi mengulas pidato Bung Karno 30 September 1960 di PBB. Saat itu terjadi perang dingin antara dua ideologi, kapitalis dan sosialis komunis yang membuat konflik terus menerus serta membuat dunia tidak stabil. Pada saat itu, lanjut dia, Bung Karno muncul dengan ideologi yang mempersatukan, mendekatkan yang terbelah, dan merapatkan yang terpisah, yaitu nilai-nilai musyawarah dan gotong royong.

Baca juga : Prilly Latuconsina, Kesibukan Bikin Malas Pacaran

Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Internasional BPIP, Djumala menegaskan, Pancasila sangat relevan. Adanya presidensi G20 yang mampu menghadirkan 20 petinggi negara peserta dengan isu krisis pangan merupakan jawaban dari relevansi Pancasila dalam diplomasi yang dilakukan Indonesia. “Inilah namanya diplomasi Pancasila. Memperkuat multilateralisme itu tidak ada lain adalah memperkuat musyawarah dan dialog, itu nilai-nilai Pancasila. Di G20-lah dimainkan diplomasi Pancasila," ungkap Djumala.

Sementara itu, Wakil Presiden RI ke-6 yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP, Jendral (Purn) Try Sutrisno berpesan kepada generasi muda agar memiliki karakter nasional yang mantap dan berdaya saing untuk perubahan dunia. Pemuda sebagai pemimpin masa depan diharapkan memiliki tujuan hidup, kejujuran, disiplin, beretika, patuh terhadap hukum, memiliki perhatian terhadap sains, teknologi, serta pandai mengintrospeksi diri.

“Sebab itu, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan berdaya saing. Terakhir, (pemuda harus) memiliki harga diri dan penghargaan terhadap sesama. Sukseskan G20 dengan nilai-nilai Pancasila," tegas Try Sutrisno.

Baca juga : Bamsoet: PPHN Disusun Gunakan Paradigma Pancasila-UUD 45

Senada dengan Try Sutrisno, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menekankan, momen G20 merupakan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal positif nilai-nilai Pancasila. Wisnu berharap, Pancasila terus dikembangkan, disosialisasikan, dan dipraktikkan, khususnya oleh generasi muda.

“Mudah-mudahan Pancasila selalu tertanam di hati kita dan kita tularkan ke Dunia, khususnya generasi muda. Pancasila selalu di hati kita sejak dulu, sekarang, dan yang masa akan datang," tambah Wisnu.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.