Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Di Tengah Perang Dan Pandemi
RI Punya Peluang Penuhi Kebutuhan Tekstil Global
Kamis, 11 Agustus 2022 07:55 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 dan konflik panjang antara Rusia dengan Ukraina memberi tekanan pada kondisi ekonomi di banyak negara. Meski waspada, Pemerintah melihat ada peluang untuk mendorong industri manufaktur, khususnya tekstil.
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kemenperin Ignatius Warsito optimis industri tekstil terus tumbuh di masa pemulihan Covid-19.
Soalnya, selama pandemi saja tekstil tetap memiliki pasar yang menjanjikan. Baik di dalam, maupun luar negeri.
“Dalam dua tahun terakhir sudah terbukti bahwa tekstil dan produk tekstil tetap menunjukkan performa yang terbaik sejak 2019,” katanya kepada Rakyat Merdeka di sela-sela pameran industri dan produk tekstil terintegrasi Indo Intertex–Inatex 2022 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta kemarin.
Meski dihadapkan oleh gejolak perang antara Rusia dengan Ukraina, serta China dengan Taiwan, industri ini diyakini mampu bertahan.
Malah, Indonesia dinilainya memiliki peluang yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan tekstil global.
“Kita bisa memanfaatkan pasar-pasar yang ditinggalkan oleh pemain-pemain besar, seperti China,” tuturnya.
China merupakan negara pengekspor tekstil nomor wahid di dunia. Ia memiliki pasar tekstil sangat besar. Terutama negara-negara di Asia dan Eropa.
Baca juga : GMC Kota Tangerang Ngarep Punya Pemimpin Yang Dengerin Warganya
Adanya ketegangan antara China dengan Taiwan saat ini adalah peluang bagi Indonesia untuk gerak cepat memenuhi kebutuhan global.
“Karena sekarang China fokus dengan Taiwan maka pasarnya (China) bisa beralih ke kita,” terang Ignatius.
Hingga Juli 2022, komoditas tekstil telah mencatatkan nilai ekspor hingga 6,08 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 5,51 persen terhadap total ekspor nasional.
“Dalam kondisi pandemi saja sudah terbukti ada pasar-pasar alternatif yang bisa dimasukkan pelaku industri. Misalnya dari sisi benang kain maupun garmen,” ucapnya.
Baca juga : Tiket Pesawat Mahal, Pelni Ketiban Berkah
Dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan global diperlukan adanya teknologi yang memadai.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya