Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Cegah Penceramah Dadakan Jelang 2024
Kemenag Sosialisasikan Majelis Dai Kebangsaan Dan Aplikasi UstadzKita
Selasa, 20 September 2022 10:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Merespon kekhawatiran masyarakat terhadap polarisasi politik dan paham-paham tertentu dalam kegiatan keagamaan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama menginisiasi program Majelis Dai Kebangsaan dan aplikasi UstadzKita yang dapat diakses melalui PlayStore.
Program Majelis Dai Kebangsaan dan Aplikasi UstadzKita yang diluncurkan langsung beberapa waktu lalu oleh Menteri Agama KH. Yaqut Cholil Qoumas ini, juga bertujuan agar polarisasi politik yang biasa terjadi di Pemilu, tidak merambat menjadi polarisasi agama.
Agar publik lebih mengenal dan mengetahui manfaat dua program andalan Pemerintah tersebut, Direktur Jenderal Bimas Islam, Kamaruddin Amin, melakukan sosialisasi “door to door”, salah satunya ke Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam sosialisasinya kali ini, Kamaruddin Amin yang didampingi Sekretaris Ditjen Bimas Islam, M. Fuad Nasar dan Direktur Penerangan Agama Islam, Syamsul Bahri, terlihat sangat lugas memberikan informasi seputar Program Majelis Dai Kebangsaan dan dan aplikasi UstadzKita kepada jemaah Masjid Cut Meutia.
“Insya Allah, segenap insan Ditjen Bimas Islam telah bergerak setiap harinya untuk mensosialisasikan halaqah dai dan aplikasi Majelis Dai Kebangsaan dan UstadzKita, door to door ke masyarakat,” kata Direktur Jenderal Bimas Islam, Kamaruddin Amin, kepada wartawan di Masjid Cut Meutia Menteng Jakarta Pusat, Senin, (19/9).
Baca juga : Ceramah Di Diklat PPSDM Kemendagri, Kepala BPIP Tekankan Pentingnya Integritas
Menurutnya, hal ini penting agar masyarakat tidak salah memilih dai atau penceramah yang seyogyanya meneduhkan umat. Dia memastikan dai atau penceramah yang masuk dalam Majelis Dai Kebangsan dan aplikasi UstadzKita, memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik dalam membangun, serta merawat kebhinekaan.
Ditjen Bimas Islam saat ini telah memetakan kebutuhan dai di perkotakan hingga wilayah dengan skema 3T, yakni terpencil, terluar dan tertinggal. Selain itu, telah dikukuhkan juga Dai kebangsaan yang diharapkan memberikan peran yang signifikan dalam membangun dan merawat kebhinekaan.
Selain itu, aplikasi UstadzKita dapat memudahkan masyarakat dalam mencari dan mengundang penceramah agama, yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan dengan baik.
Di mana mereka yang masuk pada daftar UstadzKita adalah para Dai yang telah mengikuti Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dari tahun 2020.
Terkait polarisasi politik di tahun Pemilu yang dapat merambat ke polarisasi agama, Kamaruddin memastikan dua program ini sejatinya bertujuan agar masyarakat islam mendapatkan bimbingan agama yang baik dan benar.
Baca juga : Permudah Umat Cari Penceramah, Yaqut Luncurkan Aplikasi Ustadzkita
Bukan berisi pesan-pesan tertentu, apalagi ‘message politik’ yang dikhawatirkan membuat polarisasi pemahaman agama oleh masyarakat Islam.
“Polarisasi sendiri berasal dari kata polar yang berarti kutub, artinya persoalan ini sangat rentan membuat masyarakat terpecah belah. Inilah fungsi dari Majelis Dai Kebangsaan dan aplikasi UstadzKita, agar syiar agama clear dari kepentingan apapun, apalagi menjadikan agama sebagai instrumen politik,” ungkapnya.
Untuk itu, wajar jika publik mengkhawatirkan polarisasi yang termanifestasikan baik di dunia nyata maupun maya. Sehingga saling adu argumen, saling kritik bahkan saling hujat sudah menjadi hal yang biasa terjadi. Bahkan tak jarang dalam ceramah-ceramah.
“Jangan lupa, persatuan, kesatuan dan larangan berpecah-belah adalah prinsip yang agung dalam ajaran agama Islam. Allah SWT menyampaikan firman-Nya dalam Q.S. Ali Imron ayat 103,” ujar dia.
Sementara itu, salah seorang jemaah Masjid Cut Meutia, Furqan Raka menilai program Majelis Dai Kebangsaan dan aplikasi UstadzKita yang di prakarsai Ditjen Bimas Islam Kemenag, sangat membantu masyarakat untuk menemukan dai atau penceramah yang tepat, dan tidak terkontaminasi politik atau paham paham tertentu.
Baca juga : BPIP Dukung Pembentukan Majelis Da'i Kebangsaan Indonesia
Furqan mengaku, sering mendengar dai atau penceramah yang menyelipkan pesan-pesan politik, bahkan ujaran kebencian yang seyogyanya tidak dilakukan dalam kegiatan keagamaan di tengah masyarakat.
“Majelis Dai Kebangsaan dan UstadzKita sangat baik sebagai panduan bagi masyarakat untuk menemukan ustad sebenarnya, bukan Ustadz KW alias politisi berkedok ustad, yang kian marak jelang pesta demokrasi rakyat Pemilu 2024," beber Furqan. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya