Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila Sebagai Paradigma IPTEK

Kamis, 3 November 2022 21:14 WIB
Kepala BPIP  Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (3/11).

Kegiatan dengan tema "Ethics for smart society 5.0: Channeling State Ideology Through Digital Humanites" itu dibuka Presiden Jokowi yang diwakili Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly  secara daring.

Dalam sambutan Presiden yang disampaikan Yasonna, Jokowi menegaskan kedudukan Pancasila sebagai pardigma ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia juga mengapresiasi kegiatan yang digagas BPIP berkolaborasi dengan ITB yang telah mengumpulkan para ilmuwan nasional maupun internasional dalam bidangnya.

"Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mewakili Presiden Republik Indonesia sebagai kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu pengetahuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan," kata Yasonna.

Di samping itu Presiden menyebut ITB merupakan kampus presiden pertama RI Soekarno dalam menimba ilmu untuk kemajuan bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca juga : BPIP Sosialisasi Penguatan Ideologi Pancasila Di Sidoarjo

"Maka sudah sewajarnya BPIP berkolaborasi dengan tempat di mana Ir. Soekarno dalam menimba ilmu dalam mempersiapkan kebijakan dalam membangun Indonesia," paparnya.

Ia berharap, kegiatan tersebut mempu menghasilakan karya intelektual yang dapat dijadikan referensi dalam membangun bangsa yang berlandaskan Pancasila.

"Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan karya-karya yang intelektual yang dapat dijadikan referensi dalam kebijakan," lanjutnya.

Ia menjelaskan dengan revolusi industri dengan kemajuan teknologi pasti menimbukan tantangan dan kerugian terhadap kehidupan manusia.

"Untuk mengatasi hal tersebut maka karya ilmiah, sastra yang dihasilkan tidak menghilangkan unsur manusiawi agar kemajuan revolusi industri," ujarnya.

Baca juga : Ganjar Ajak Wisudawan Universitas Pancasila Siap Hadapi Persaingan Global

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPIP  Yudian Wahyudi mengatakan, di era baru perkembangan teknologi digital berkembang sangat pesat sehingga membawa perubahan yang beragam atau kompleks.

"Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehingga perlu perumusan tantangan, peluang dan inovasi yang diperlukan dalam membangun kehidupan smart socety 5.0," paparnya.

Dalam evolusi 5.0 adalah masyarakat informasional yang dibangun di atas society 4.0 yang bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan kesejahteraan masyarakat dunia. "Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat di mana orang menikmati hidup secara maksimal," jelasnya.

Ia menegaskan dalam semakin kompleksnya tantangan baru itu maka Pancasila sebagai ideologi negara harus ikut adil dalam kebijakan.

"Pancasila sendiri memiliki dimensi atau kekuatan untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru," tegasnya.

Baca juga : Nih, Tiga Faktor Yang Kudu Diperbaiki Parpol KIB

Ia menambahkan  Pancasila dibentuk untuk menjawab semua isu kontemporer yang terus berkembang. "Pancasila harus diamalkan pada pembangunan nasional dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan teknologi informasi," tutupnya.

Rektor ITB Prof Reni D Wirahadikusumah yang diwakili Sekretaris Rektor ITB Prof Widjaja Martokusumo mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang sudah menjalin kolaborasi. Menurutnya Ilmu-ilmu kemanusiaan adalah salah satu faktor yang penting dalam menjadikan ITB sebagai pusat dari pengembangan kebudayaan bangsa.

Hal itu sesuai dengan RENIP ITB 2006-2025. Selaras dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital, memahami dan menguasai bidang digital dan kemanusiaan adalah sebuah keharusan.

Ia juga memaparkan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh KK Ilmu-ilmu Kemanusiaan (KKIK) di Fakultas Seni Rupa dan Desain telah melebihi ekspektasi terdapat studi, HAKI, and Pengabdian Masyarakat yang telah dilaksanakan oleh KKIK, termasuk kegiatan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Sementara itu, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, M Sabri dalam laporannya mengaku kegiatan ini merupakan ikhtiar agung untuk menghimpun visi dan pemikiran dari para ilmuwan dalam negeri maupun luar negeri.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.