Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Buka Muspimnas PMII

Wamenag Ingatkan Mahasiswa Waspadai Konservatisme Berujung Radikalisme

Jumat, 18 November 2022 09:18 WIB
Wamenag KH. Zainut Tauhid membuka Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2022 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Kamis (17/11). (Foto: Istimewa)
Wamenag KH. Zainut Tauhid membuka Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2022 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Kamis (17/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH. Zainut Tauhid membuka Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 2022 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Kamis (17/11).

Di hadapan pengurus PMII, Wamenag mengingatkan adanya tren konservatisme di kalangan milennial. Wamenag mendasarkan pandangannya pada hasil penelitian sejumlah lembaga.

Pusat Studi Agama dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta misalnya, pada 2018 melakukan penelitian di 18 kota/kabupaten di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa ancaman ekstremisme di kalangan kaum muda berusia 15-24 sangat mengkhawatirkan.

"Tren konservatisme ini dicirikan dengan scriptural plus komunal yang juga menguat," terang Wamenag Kamis (17/11).

Hadir, Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Ketua IKA PW PMII yang juga Bupati Lumajang Thooriqul Haq, Rekrot UIN SATU Maftukhin, jajaran Forkompinda Kabupaten Tulungagung, Stafsus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga Robikin Emhas, Pengurus Cabang NU Tulungagung beserta seluruh badan otonomnya, Ketua Umum PB PMII M. Abdullah Syukri, Ketua Panitia Muspimnas PB PMII 2022 Muhammad Arifin, para kiai, pimpinan ponpes, pimpinan ormas, serta Sahabat/sahabati peserta Muspimnas PMII dari seluruh Indonesia.

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga melakukan riset di 18 kota/kabupaten di Indonesia tentang literatur keislaman Generasi Milenial. Hasilnya menunjukkan bahwa generasi milenial sangat memiliki minat untuk melakukan akses terhadap literatur keagamaan.

Baca juga : Kolaborasi BNPT Dengan Pesantren Dinilai Tepat Cegah Radikalisme

"Masalahnya adalah terletak pada pilihan topik, di mana jihad dan khilafah paling banyak diminati," ujarnya.

Data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dirilis pada 2019 juga menunjukkan fakta bahwa 59,1 persen pelaku terorisme, berusia kurang dari 30 tahun. Kalangan muda usia 17-24 tahun menjadi sasaran utama penyebaran paham ekstremisme.

"Survey BNPT tersebut juga menunjukan, 80 persen generasi muda rentan terpapar ekstremisme, karena cenderung tidak berpikir kritis. Umumnya generasi muda milenial ini, lebih cenderung menelan mentah-mentah, arus distribusi informasi dan ideologi. Karena sikap intoleran biasanya muncul, pada generasi yang tidak berpikir kritis. Ini menjadi sasaran empuk kelompok ekstrem," terang Wamenag.

Berkenaan dengan fakta itu, Wamenag mengingatkan PMII akan pentingnya penguatan moderasi beragama dalam pemahaman teks-teks keagamaan dan kehidupan sosial kalangan mahasiswa. “Peran mahasiswa sangat penting sebagai katalisator mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin,” paparnya.

Pengarusutamaan moderasi beragama, kata Wamenag, setidaknya dilandasi oleh tiga hal. Pertama, kehadiran agama untuk menjaga martabat manusia dengan pesan utama rahmah (kasih-sayang).

Kedua, pemahaman bahwa pemikiran keagamaan bersifat historis, sementara realitas terus bergerak secara dinamis, sehingga kontekstualisasi adalah keniscayaan, tidak justru terjebak pada teks yang melahirkan cara beragama yang ekslusif.

Baca juga : Kemenag Minta Insan Madrasah Teladani 2 Cendekiawan Betawi

Ketiga, tanggung jawab kita untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari siapa saja yang ingin merongrong kehormatanya. Dengan demikian karakter dan kompetensi seorang pemimpin harus dipadu padankan dengan baik agar kepemimpinan di semua lini kehidupan mendapatkan kepercayaan (trust) yang kuat.

Selain konservatisme, Wamenag juga mengingatkan PMII akan tantangan revolusi industri 4.0, society 5.0, pasar bebas internet, serta kompetisi dagang global yang semakin terbuka.

Pelbagai bentuk teknologi digital telah berkembang selama dekade terakhir ini seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), data besar (big data), buku besar digital (blockchain), komputasi awan (cloud computing), Internet untuk Segala Internet of Things (IoT), pembelajaran mesin (machine learning), aplikasi seluler (mobile applications), nano teknologi (nanotechnology), dan sebagainya.

Era society 5.0, menghadapkan pada perubahan yang sangat dinamis, sangat cepat dan serba tidak pasti, serta ditandai dengan hilangnya pekerjaan dan kompetensi yang sudah lama dipersiapkan oleh perguruan tinggi.

Menurut Wamenag, kondisi saat ini memaksa semua pihak untuk melakukan akselerasi pemahaman dan penguasaan terhadap teknologi, tidak terkecuali para mahasiswa dan masyarakat perguruan tinggi.

Sehingga PMII sebagai wadah pergerakan mahasiswa harus cepat merespon jika tidak ingin tertinggal atau ditinggalkan oleh anggotanya yang telah memiliki ekspektasi serta orientasi masa depan yang berbeda.

Baca juga : AMI Ingatkan Indonesia Waspadai Bahaya Laten Komunis

Kemampuan membaca orientasi masa depan masyarakat (future need of the society) yang tepat dan detail sangatlah penting. Sehingga proses kaderisasi anggota melalui pendidikan dan pelatihan tidak memproduksi sesuatu yang sudah tidak lagi relevant dengan tantangan zamannya baik skills dan knowledge capacity yang dibutuhkan.

Wamenag berharap, Muspimnas PMII ini akan menghasilkan keputusan atau dokumen strategis yang dapat melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang mampu menjawab tantangan dan peluang Indonesia dalam kancah dunia global.

"Pada saat yang sama kita membutuhkan figure pemimpin yang memiliki komitmen kepada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Karena kita sadar bahwa mahasiswa adalah pemimpin masa depan Indonesia," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.