Dark/Light Mode

Menteri LHK Siap Sukseskan World Water Forum Ke-10 Di Bali

Kamis, 19 Januari 2023 21:56 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya menghadiri National Stakeholders Forum (NFS) yang ke-3 di Jakarta, Kamis (19/1).
Menteri LHK, Siti Nurbaya menghadiri National Stakeholders Forum (NFS) yang ke-3 di Jakarta, Kamis (19/1).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menghadiri National Stakeholders Forum (NFS) yang ke-3 di Jakarta.

Forum NFS ini merupakan rangkaian persiapan menjelang World Water Forum ke-10 pada 2024 mendatang.  

Forum ini dihadiri oleh organisasi internasional, kedutaan besar negara lain di Indonesia, LSM, publik, serta media internasional. Pertemuan ini juga sebagai pemberitahuan formal kepada para stakeholders internasional terkait rencana event World Water Forum ke-10 dan sekaligus mengkonfirmasi tantangan-tantangan strategis mengenai pengelolaan air.

Dalam pidatonya, Menteri LHK menyampaikan, bahwa pertemuan NFS ke-3 ini bertujuan untuk mensosialisasikan capaian dan tujuan World Water Forum ke-10.

“Forum ini juga memobilisasi komitmen pemangku kepentingan dalam mensukseskan forum tersebut nanti,” ujar Siti Kamis (19/1).

Baca juga : Menteri Siti: Kunjungan Wisata Alam Naik Super Tajam di 2022

Menteri Siti menerangkan, bahwa kehidupan makhluk hidup sangat bergantung pada keberadaan dan ketersediaan air. 

“Biasanya permukiman manusia selalu berusaha berada dekat dengan mata air, sungai, danau atau daerah yang air tanahnya mudah dijangkau. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya air yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas memegang peranan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi suatu wilayah,” terang Siti.

Lebih lanjut, Menteri dua periode ini mengungkapkan, agenda politik global, seperti Megatrend 2045 menempatkan air pada posisi strategis dalam kerangka Food, Energy and Water (FEW), termasuk dalam kaitannya dengan bencana dan kesejahteraan. Penyediaan air bersih dan sehat tidak hanya terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 6 yaitu air bersih dan sanitasi, tetapi juga terkait dengan poin nomor ke-17.

“Hal ini menjadi modalitas penting dalam perumusan kerangka kebijakan air yang menekankan bahwa penyediaan dan pengelolaan air tidak semata-mata persoalan teknis, tetapi terkait dengan prinsip hidrologi, biaya ekonomi, dan kelayakan,” ungkap Siti.

Sehubungan dengan itu, Menteri dari Partai NasDem ini menjelaskan, bahwa pendekatan lanskap diterapkan dalam mengembangkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam, termasuk air yang sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa pembangunan infrastruktur berjalan seiring dengan perbaikan dan pemulihan lingkungan. 

Baca juga : Perum Jasa Tirta II Siap Bantu Sukseskan Jatiluhur International Triathlon 2023

“Implementasi tata kelola berbasis lansekap atau bentang alam dalam pengelolaan sumber daya air sangat penting, karena pendekatan ini mengutamakan keseimbangan antara pelestarian lingkungan, ekonomi pembangunan dan kesejahteraan manusia, melalui integrasi kebijakan yang kuat dan komprehensif serta penegakan hukum,” jelasnya.

Menteri Siti juga mengungkapkan, bahwa dinamika diskusi dan negosiasi dalam berbagai pertemuan internasional terkait air, menekankan perlunya pendekatan lanskap dalam tata kelola air, yang dalam praktiknya menggunakan dua kerangka tata kelola utama, yaitu solusi berbasis alam, dan pendekatan berbasis ekosistem.

Pendekatan lanskap dalam pengelolaan air sangat dibutuhkan karena dikontrol secara ketat oleh aturan kartometrik, sehingga mampu mengidentifikasi elemen masyarakat sebagai subjek tata kelola dan merepresentasikan hubungan manusia-lanskap. 

Dengan demikian, format tata kelola yang digagas benar-benar mencerminkan keharmonisan multi-kepentingan dan multi-atribut lanskap, yang tentunya sangat spesifik di setiap wilayah. 

Menteri Siti mengharapkan dalam perjalanan menuju World Water Forum ke-10 tahun depan, perlu disiapkan berbagai event baik nasional maupun internasional yang mendorong peningkatan kualitas kebijakan nasional dalam pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya air hingga skala tapak. 

Baca juga : I Wayan Koster Sukses Bikin Beragam Program Kreatif Di Bali

Melalui berbagai kegiatan tersebut dirinya berharap dapat terbangun konsep kerja terkait sumber daya air yang efektif, serta prinsip-prinsip tata kelola yang dapat dipahami dan diterapkan oleh aparatur pemerintah daerah dan aparatur di lapangan.

“World Water Forum 2024 harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, sebagai perwujudan air untuk kemakmuran bersama dan pertumbuhan bersama,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Bali terpilih menjadi tuan rumah pertemuan internasional, World Water Forum yang ke-10 akan dilaksanakan di Bali, pada 18-24 Mei 2024 mendatang. 

World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan dan penanganan masalah air yang diselenggarakan bersama oleh World Water Council dan Pemerintah Indonesia. 

Pertemuan World Water Forum yang ke-10 ini menyediakan platform penting bagi semua pemangku kepentingan di sektor air dalam skala global, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Hal ini merupakan tonggak besar kontribusi Indonesia terhadap upaya masyarakat global dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.■
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.