Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

KTNA Tegaskan Produksi Beras 2022 Beneran Surplus

Jumat, 20 Januari 2023 23:04 WIB
Petani menggarap sawah. (Foto: Istimewa)
Petani menggarap sawah. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional M. Yadi Sofyan Noor menegaskan stok beras nasional 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dan tersebar merata di berbagai daerah.

Kementerian Pertanian (Kementan) sangat konsisten dalam mempertahankan produksi dan harga beras dalam negeri yakni dengan tegas tidak merekomendasikan impor beras, di tengah desakan pihak lain melakukan impor.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi nasional 2022 diperkirakan 32,07 juta ton, meningkat 0,72 juta ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton. Konsumsi beras di tahun 2022 sebesar 30,20 juta ton sehingga ada surplus 1,74 juta ton.

Baca juga : Lahirkan Politisi Beretika, UBL Luncurkan Sekolah Pintar Politik

"Artinya apa? Swasembada memang benar adanya, betul itu surplus dan betul stok beras banyak dengan sebaran di rumah tangga, penggilingan dan lainnya. Semua datanya sumber resmi BPS. Semua pihak agar pakai rujukan sesuai amanat UU, justru akan salah dan melanggar aturan bila tidak menggunakan data BPS," kata Sofyan di Jakarta, Jumat (20/1).

Sofyan menegaskan KTNA tentu bersama petani menolak impor beras karenamerugikan petani. KTNA pun yakin bahwa impor itu bukan kemauan Kementerian Pertanian (Kementan) karena KTNA melihat sendiri Kementan hadir di petani dan melindungi petani.

"Padi bisa ditanam petani sendiri kenapa mesti impor, data BPS membuktikan surplus dan stok banyak ini artinya tidak perlu impor," tegasnya.

Baca juga : DPR: Bulog, Dukunglah Petani

Berdasarkan penghitungan KSA BPS, produksi beras di tahun 2023 melimpah. Pada Januari sebesar 1,32 juta ton dan Februari sebesar 4,32 juta ton. Konsumsi beras nasional di bulan Februari sebesar 2,51 juta ton sehingga da surplus 1,81 juta ton.

Musim panen raya 2023 berlangsung hingga April. Puncak panenya pada bulan Maret. Artinya di bulan Februari saja ada surplus beras yang sangat beras ditambah lagi panen pada Maret dan April.

"Panen awal 2023 ini harus diserap optimal oleh Bulog sebagai cadangan beras pemerintah, sehingga akhir tahun yg bukan musim panen tidak ada lagi alasan tidak ada beras yang mau dibeli," terang Sofyan.

Baca juga : KPK Bakal Cek Dugaan Korupsi Bansos DKI Senilai Rp 2,85 T

Perlu diketahui, kinerja serap gabah/beras oleh Bulog 5 tahun terus menurun. Sejak 2018 serap 1,4 juta ton beras dan terus menurun 2021 sebesar 1,21 juta ton. Tahun 2022 terendah selama 5 tahun yakni hanya 954 ribu ton (data per 5 Desember 2022).

"Semestinya serap yang bagus saat panen raya Maret-Mei, tapi kenyataanya Bulog pada Maret 2022 itu hanya serap 48 ribu ton dan April 201 ribu ton. Momentum panen raya tidak diserap dengan baik, dampaknya 2022 stok Bulog saat ini tipis, sementara stok beras di masyarakat banyak," tutur Sofyan.

Mengacu data BPS survei stok April 2022, ada stok 10,15 juta ton beras tersebar di pedagang, penggilingan, rumah tangga petani konsumen dan horeka. Data BPS produksi surplus pada 2022 ini 1,7 juta ton beras dan setiap tahun produksinya surplus terus. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.