Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Petani Manokwari Panen Padi Hasil Penanaman Bersama Mentan

Senin, 6 Februari 2023 22:25 WIB
Panen raya di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Senin (6/2). (Foto: Istimewa)
Panen raya di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Senin (6/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Petani di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Papua Barat, melakukan panen raya yang merupakan hasil penanaman bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw, 25 Oktober 2022 lalu.

Pada panen raya tersebut, turut hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat Melkias Werinussa, Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Yacob S. Fonataba, Kepala Balai Standardisasi Instrumen Pertanian UPT Kementan di Papua Barat Asser Rouw, serta Penyuluh Pertanian Carko.

Melkias mengatakan, saat ini baru mengusahakan lahan seluas 886,5 hektar di Distrik Prafi dan kita akan tingkatkan hingga 1000 hektar sesuai perintah dari Menteri Pertanian waktu lalu.

"Kita harus memiliki rasa tidak puas sehingga mendorong untuk peningkatan produktifitas dari petani. Potensi produksi perlahan-lahan naik dan memenuhi kebutuhan beras di Manokwari atau Papua Barat," ujar saat melaksanakan panen raya di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Senin (6/2).

Ia menyebutkan kebutuhan pasar di Manokwari sangat besar, selisih perbedaan antara kebutuhan dan ketersediaan beras sangat besar, sehingga perlu mendatangkan dari luar Papua Barat.

Baca juga : Panwaslu Kelurahan Dijamin Independen

"Kami yakin usaha budidaya padi di Prafi, Manokwari akan menghasilkan produksi yang tinggi maka bisa memenuhi beras di Papua Barat," sebutnya.

Sementara itu, Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia mengatakan hasil perhitungan ubinan luasan panen sebesar 1 hektar atau 3,5 petak menghasilkan 5 ton gabah kering panen (GKP).

"Untuk varietas unggulan, baru tahap percobaan seluas 1 hektar yang menghasilkan 8 ton gabah kering panen," ujarnya.

Dia menuturkan hasil tanam pada bulan Oktober sangat baik dan cukup untuk konsumsi beras bagi masyarakat meskipun konsumsi kita lebih besar daripada produksi.

"Kebijakan pemerintah untuk memperhatikan sektor ini sehingga ada perkembangan yang berarti pada sektor pertanian secara khusus subsektor tanaman padi," tuturnya.

Baca juga : Pelabelan BPA Pada Galon Guna Ulang Berpotensi Mengandung Diskriminasi

Kepala Dinas TPHBun Yacob S. Fonataba mengatakan kebijakan Pj Gubernur Papua Barat dalam membuka lahan tidur untuk dipergunakan kembali sebagai lahan pertanian sebagai sarana budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat di Papua Barat.

"Kebijakan Gubernur memberikan isyarat untuk mempersiapkan langkah-langkah penting dalam rangka lumbung pangan apabila terjadi krisis pangan," ujar Yacob.

Pihaknya juga memperhatikan terjadinya perubahan iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga memperkecil penggunaan bahan Anorganik untuk mengurangi efek gas rumah kaca.

"Kita kurangi bahan-bahan seperti pupuk yang terbuat dari bahan kimia dan lebih banyak menggunakan bahan organik," kata Yacob.

Terpisah, Penyuluh Pertanian yang juga bagian dari BumDes Mulya Bersama, Carko mengatakan BumDes sudah melayani beras untuk ASN Pemerintah Manokwari setiap bulannya.

Baca juga : KPK Sidik Korupsi Pengadaan Benih Bawang Merah Di NTT

"Sisa dari hasil panen yang Pemerintah Manokwari ambil untuk jatah beras, petani bisa menjual ke masyarakat umum," kata Carko.

Ia mengungkapkan BumDes hadir untuk menstabilkan harga sebab setelah kehadiran BumDes harga-harga mengikuti BumDes yakni Rp12.500 per kilogram.

"Petani tidak harus menjual hasil panennya ke BumDes, jika ada harga yang lebih tinggi dari BumDes silahkan saja," ungkapnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.