Dark/Light Mode

Agar Daerah Bisa Hitung Mandiri, Perpusnas Sempurnakan Alat Ukur Indeks Literasi

Rabu, 8 Maret 2023 13:01 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) bukan hanya menjawab Indikator Kinerja Kunci (IKK) urusan perpustakaan, tapi juga mengantarkan pada capaian yang ditargetkan pemerintah. Sayangnya, belum banyak daerah yang paham kehadiran IKK dan formulasi pengukurannya. 

"Kami menduga terjadi misleading. Artinya, sebagian daerah tidak menurunkan target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) ke dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), sehingga perhatian terhadap perpustakaan, budaya gemar membaca, dan literasi kurang maksimal," ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Adin Bondar, pada kegiatan Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM dan TGM serta Bimtek Pengukuran Indikator Kinerja Kunci Urusan Perpustakaan, di Jakarta, Rabu, (8/3). 

Pengukuran IPLM dan TGM merupakan alat baku standar yang memudahkan dalam penyusunan pemetaan kondisi dan perkembangan jenis perpustakaan, kegemaran membaca masyarakat di daerah. 

Baca juga : Cat Mowilex Dukung Pameran Perdana Seniman Chiharu Shiota di Indonesia

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menerangkan, alat ukur IPLM dan TGM masih terus dalam penyempurnaan agar daerah bisa melakukan praktik atau perhitungan secara mandiri. "UNESCO hingga kini belum resmi mengeluarkan definisi alat ukur baku pembangunan literasi dan kegemaran membaca sehingga banyak terjadi perbedaan dalam metode atau cara mengukur IPLM dan TGM," ujar Syarif Bando. 

Dia menegaskan, perpustakaan berperan strategis dalam mencapai tujuan bangsa. Dan dampak dari keberadaan perpustakaan tidak hanya pada aspek ekonomi tapi dari berbagai aspek.

Contohnya, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang hingga saat ini sudah memberikan dampak kesejahteraan kepada lebih dari 2 juta orang. TPBIS merupakan bentuk transfer knowledge (alih pengetahuan), paradigma baru perpustakaan yang menjadikan perpustakaan sebagai ruang belajar masyarakat, berpikir kreatif, dan inovatif. 

Baca juga : ALTY Orthopaedic Hospital Perluas Cakupan Perawatan Ortopedi di Indonesia

Ketika masyarakat sudah dibekali pengetahuan ilmu terapan dan pembekalan praktik yang cukup, mereka diharapkan mampu melakukan kemandirian ekonomi yang membuka lapangan kerja.

Jadi, literasi bukan sekedar bisa baca-tulis tapi bagaimana pengetahuan, pengalaman, dan keahlian (life skill) dengan proses pendampingan oleh perpustakaan bisa diaplikasikan secara mandiri dan berdaya guna bagi masyarakat. "Negara yang memiliki literasi tinggi mempunyai income perkapita yang tinggi pula," tandas Kepala Perpusnas.

Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM dan TGM dan Bimtek Pengukuran Indikator Kinerja Kunci Urusan Perpustakaan diselenggarakan secara hybrid dengan menghadirkan ratusan peserta dari berbagai daerah.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.