Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Permintaan Kopi Dan Moringa Meningkat
Kementan Percepat Gratieks Akses Pasar Ke Eropa
Kamis, 16 Maret 2023 20:37 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan konsolidasi dan akselerasi bersama stakeholders sebagai upaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas perkebunan khususnya kopi dan moringa.
Melalui percepatan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), akses pasar ekspor kopi dan moringa bisa diperluas yang tentunya diiringi dengan semakin meningkatnya konsumsi produk-produk tersebut baik didalam maupun luar negeri.
"Tujuan dilaksanakannya konsolidasi ini adalah sebagai sarana untuk mempertemukan hulu dan hilirnya, produksi dan pasarnya, terutama pasar ekspor yang saat ini di komoditas kopi dan moringa pada dasarnya sudah ada negara tujuan ekspor yang jelas terutama di Eropa," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan Kementan Prayudi Syamsuri dalam Forum Konsolidasi dan Koordinasi Pertemuan Peningkatan Akses Pasar Internasional dan Business Matching Pelaku Usaha Kopi dan Moringa, di Senggigi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (15/3).
Adapun kegiatan ini diselenggarakan Ditjen Perkebunan Kementan bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB. Hadir pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB H. Fathul Gani, perwakilan dari Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kepala Balai Karantina Kelas 1 Mataram, Atase Pertanian Brussel di Belgia, owner Bangflo Kopi, para kepala dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/kota se-provinsi NTB, perwakilan Dinas Perdagangan dan Perindustrian NTB, serta para petani dan pelaku usaha kopi dan moringa di NTB.
"Kami harapkan para petani yang ada di NTB dapat menjalin kemitraan yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan pelaku usaha, tentunya dengan harga yang remuneratif dan standarisasi mutu yang sesuai," lanjut Prayudi.
Baca juga : Banteng Tantang Demokrat Tunjukin 10 Prestasi SBY!
Prayudi menjelaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas kopi pada tahun 2022 mencapai Rp 16,4 triliun atau meningkat 23 persen dibandingkan tahun 2021.
Peningkatan ekspor kopi ini bisa tercapai salah satunya berkat dukungan Pemerintah melalui program Gratieks yang merupakan program dan arahan dari Menteri Pertanian.
"Kami akan selalu fokus dalam upaya mengakselerasi nilai ekspor komoditas kopi, moringa dan komoditas perkebunan lainnya hingga tahun 2024 sebanyak tiga kali lipat dari kondisi sekarang," jelasnya.
Prayudi menjelaskan, khusus Moringa, dari identifikasi 3 kode HS menyebutkan bahwa nilai ekspor moringa Indonesia ke dunia senilai hampir Rp 100 milyar dan perdagangannya banyak dikategorikan sebagai tanaman herbal untuk kesehatan.
Lebih lanjut, Prayudi menegaskan dalam peningkatan akses pasar internasional tentunya harus menerapkan strategi yang tepat, seperti push-pull strategy. Push strategy dalam arti mendorong produksi dan produktivitas termasuk pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) melalui tenaga penyuluhan dan pendampingan dari pemerintah pusat, daerah dan pelaku usaha.
Baca juga : Dirjen Perkebunan Dorong Perkuat Kemitraan Majukan Kelapa Sawit
Sementara pull strategy merupakan faktor penarik pasar untuk perdagangan melalui penyiapan produk yang bermutu, terstandar dan yang paling penting adalah produk bernilai tambah dan daya saing.
"Promosi juga menjadi salah satu strategi yang perlu kita siapkan untuk masuk lebih dalam ke pasar internasional karena sifat promosi lebih banyak kepada mekanisme B to B dan B to C," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah memberikan apresiasi atas terlaksananya pertemuan konsolidasi ekspor ini terutama untuk pengembangan komoditas kopi dan moringa di NTB.
"Pasar ekspor sebenernya terbuka luas, tinggal kita sebagai petani dan pelaku usaha memiliki kemauan dan kemampuan atau tidak untuk perluasan pasar tersebut," katanya.
Andi menegaskan, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 dunia. Adapun kopi Indonesia banyak diekspor ke Amerika Serikat, India, Mesir, Jerman, Malaysia, Spanyol, Jepang dan negara lainnya. Sementara potensi moringa untuk ekspor juga sangat besar.
Baca juga : Perpustakaan Dukung Peningkatan Kualitas SDM
Agar moringa ini bisa bernilai ekspor tinggi, maka hulunya harus dibenahi seperti pemenuhan kualitas dan kontinuitas produksi. Adapu negara tujuan ekspor moringa ini antara lain Thailand, China, Korea Selatan, Hongkong, India, Malaysia dan sejumlah negara Eropa.
"Kami jajaran Ditjen Perkebunan Kementan terus berupaya mendorong dan mendukung terciptanya petani-petani milenial yang berorientasi ekspor, juga meningkatnya para pelaku ekspor dari kalangan anak-anak muda," jelasnya.
Andi menuturkan, pihaknya memiliki berbagai program untuk meningkatkan ekspor kopi dan moringa ke pasar internasional. Antara lain program logistik benih sebagai kebijakan untuk mendorong perbenihan yang mandiri di beberapa sentra produksi komoditas.
Kemudian fasilitasi alat pengolahan dan pascapanen, bimbingan teknis atau bimtek, pemberdayaan petani dan penguatan kelompok tani berbasis korporasi petani dan yang terpenting fasilitasi akses pasar dan promosi.
"Kami berharap kolaborasi dan sinergitas antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam pertemuan konsolidasi ini dapat berjalan terus dan berkelanjutan, tentunya sebagai upaya mendorong akselerasi peningkatan ekspor perkebunan tiga kali lipat hingga tahun 2024," tambah dia. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya