Dark/Light Mode

Kementan Angkat Eksistensi Bawang Putih Lokal

Sabtu, 24 Agustus 2019 11:56 WIB
Petani tengah menyemai bawang putih (Foto: Humas Kementan)
Petani tengah menyemai bawang putih (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Memori masyarakat Indonesia terhadap eksistensi bawang putih lokal semakin menurun seiring tergantikannya bawang putih lokal dengan bawang putih impor. Tak kurang dari 97 persen kebutuhan bawang putih nasional yang mencapai 500 ribu ton lebih per tahun saat ini dipenuhi dari impor. Padahal, era tahun 90-an bawang putih lokal Indonesia mampu merajai pasar dalam negeri. 

Beragam jenis varietas bawang putih lokal berhasil ditanam petani. Apa saja  varietas bawang putih lokal yang ada di Indonesia? Direktur Perbenihan Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Sukarman, menyebut setidaknya terdapat 5 varietas bawang putih lokal yang sudah terdaftar di Kementan. Yaitu lumbu hijau, lumbu kuning, lumbu putih, tawangmangu baru, dan sangga sembalun. Kelima varietas bawang putih tersebut sampai saat ini masih dikembangkan masyarakat meskipun luas pertanamannya tidak sebanyak era 90-an.

"Sejak impor bawang putih berlangsung terus menerus hingga saat ini, telah menggerus produksi bawang putih lokal. Ketersediaan benih bawang putih lokal pun langka," jelas Sukarman. 

Baca juga : Kementan Percepat Ekspor dengan Digitalisasi Layanan 

“Akhir  2017  lalu kita sempat kesulitan mencari benih bawang putih lokal karena jumlahnya memang terbatas. Bawang putih yang semula untuk benih, dijual petani sebagai bawang putih konsumsi akibat harga naik waktu itu," kata Sukarman. 

Namun, seiring dengan giatnya program APBN dan wajib tanam bagi importir tahun 2018 sampai sekarang, produksi bawang putih lokal sudah meningkat. Produksi 2018 sebanyak 39 ribu ton, naik 2 kali lipat dari 2017 yang hanya 19 ribu ton. Otomatis ketersediaan benihnya juga meningkat. 

"Terlebih lagi, kebijakan Kementerian Pertanian memang memfokuskan hasil produksi bawang putih lokal untuk calon benih. Kelima varietas tersebut sekarang dikembangkan lagi, plus beberapa varietas lokal yang kemungkinan belum terdaftar, yang dikembangkan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Baca juga : Gandeng Atlet Lari Gawang, 910 Geber Penjualan Produk Lokal

Menurut Sukarman, lumbu hijau dan lumbu kuning merupakan varietas lokal yang populer ditanam oleh para petani di Batu, Malang, Magelang, Temanggung, dan Tegal dan karena dinilai adaptif ditanam di ketinggian diatas 900 mdpl. “Umbinya berbentuk bulat telur, warna siungnya putih keunguan dengan aroma yang sangat kuat. Rata-rata produksinya 8-10 ton per hektar. Untuk lumbu kuning agak mirip dengan lumbu hijau, hanya warna daunnya hijau muda agak kekuningan dan produktivitasnya lebih rendah dibanding lumbu hijau, rata-rata sekitar 6-8 ton per hektare,” beber Sukarman.

“Varietas lumbu putih awalnya dilepas di Jogja, tapi kemudian tidak banyak dikembangkan karena  varietas tersebut cocok untuk dataran medium dan umbinya dianggap kurang besar. Namun anehnya, ujicoba tanam varietas lumbu putih oleh salah satu penangkar di Sembalun Lombok Timur yang ketinggiannya di atas 1000 m dpl, justru menunjukkan hasil umbi yang  besar dan produktivitas tinggi. Tentu ini akan kami tindaklanjuti untuk disosialisasikan kepada masyarakat untuk mengembangkannya guna meningkatkan produksi bawang putih” terangnya.  

Sementara untuk varietas sangga sembalun, sesuai dengan namanya menjadi varietas favorit petani bawang putih di Lombok Timur dan wilayah Nusa Tenggara pada umumnya. Hasil uji DNA, mengindikasikan bahwa varietas sangga sembalun tidak berbeda dengan varietas Great Black Leaf (GBL) yang dikembangkan di Taiwan maupun varietas Seed 40 yang dikembangkan di Mesir.

Baca juga : DPR: Wajib Tanam Bawang Putih Bertujuan Mulia

Varietas ini dicirikan dengan warna daun hijau muda, warna umbi dan siungnya putih keunguan, aroma kurang tajam dan cocok ditanam di dataran tinggi. Sedangkan untuk varietas tawangmangu baru, hingga saat ini masih banyak dikembangkan  di kawasan lereng Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya.

“Varietas tawangmangu baru ini terbilang super, karena hasilnya bisa mencapai lebih dari 12 ton per hektare. Aromanya juga kuat, dengan ukuran umbi yang besar. Sayangnya umur panennya memang sedikit lebih lama,” kata Sukarman. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.