Dark/Light Mode

Program Santri Tani Milenial Bisa Cetak Eksportir Muda Potensial

Minggu, 25 Agustus 2019 01:03 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian Dedi Nursyamsi (Foto: Humas Kementan)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian Dedi Nursyamsi (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Generasi Muda biasa sekarang diidentikkan dengan generasi milenial sebagai harapan dan tulang punggung dalam menunjang pembangunan di Indonesia khususnya pertanian. Potensi untuk regenerasi petani dari Pondok Pesantren sangat dimungkinkan, terlebih saat ini banyak orang tua mempercayakan pendidikan di Pondok Pesantren Modern atau Boardingschool.

Terkait peluang di era ekonomi digital saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melihat adanya potensi besar yang bisa dikembangkan di lingkungan pondok pesantren. Seluruh sumber daya termasuk para santri ini harus dilatih semaksimal mungkin agar sasaran-sasaran tersebut bisa tercapai.

Baca juga : Luhut Yakin Indonesia Bisa Curi Posisi China

"Pesantren menjadi potensi untuk menciptakan regenerasi petani, melaui program Santri Tani Milenial. Kita dorong generasi santri untuk terjun ke pertanian. Sekarang pertanian sudah canggih, alat-alat pertanian sudah banyak tersebar seperti alat mengolah, menanam dan panen," ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian Kementan, Prof Dedi Nursyamsi, Sabtu (24/8).

Dedi menyampaikan, selain mendapat pendidikan utama di pesantren, santri-santri ini bakal mendapat pembekalan ilmu dan pendampingan yang komprehensif. Termasuk kegiatan budidaya, teknologi pertanian, pascapanen dan pemasaran. Kementan akan dorong mereka bertani dengan teknologi digital. Sebab, era milenial dikenal sebagai era yang serba digital, serba cepat, dan mudah diakses.

Baca juga : BNI Ajak Anak Muda Berinvestasi

"Kita kan sudah berjalan dari awal tahun 2019 program ini, yaitu dengan Kelompok Tani Santri Milenial (KSTM). Para santri ini nantinya setelah keluar dari pondok memiliki lifeskil dan sukur-sukur bisa menjadi job seeker dan job creator hingga jadi eksportir milenial," tutur Dedi.

Dedi meyakini, eksportir milenial bisa saja munculnya dari jebolan pondok pesantren. Hal ini dikarenakan penanaman kepribadian, agama, dan kemandirian dibina sejak dini sehingga akan mengantarkan jiwa siap untuk mengembangkan potensi. 

Baca juga : PKS Tolak Saran Amien Soal Syarat Rekonsiliasi

Lingkungan dan ekosistem di pesantren pun dianggap sangat mendukung. Di beberapa pondok yang memiliki lahan yang luas, sudah banyak santrinya dibekali untuk berternak, sehingga lebih mudah untuk membimbing dan membinanya.

"Nanti santri-santri itu akan kita kelompokkan, kemudian kita arahkan minatnya. Apa ke ternak, budidaya tanaman, pengolahan hasil atau pemasaran produk pertanian. Kita memiliki Balai-balai pelatihan dan pakar-pakar pertanian pun kita cukup lengkap ditambah teknologi yang siap diterapkan dimasyarakat. Kita akan dampingi para santri tersebut melalui kelompok, kita arahkan ke beberapa komoditas semisal berternak ayam, domba atau kambing dan berkebun," tutur Dedi. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.