Dark/Light Mode

Ngobrol Bareng Legislator, Selektif Belajar Agama Di Dunia Maya

Jumat, 31 Maret 2023 12:14 WIB
Foto: Zoom.
Foto: Zoom.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kominfo dan Komisi I DPR RI menyelenggarakan webinar Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) dengan tema Belajar Agama di Dunia Maya, Kamis (30/3).

Kegiatan ini dibuka Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Kali ini, Ngobras menghadirkan tiga narasumber, yaitu Anggota Komisi I DPR RI Fadhullah, Peneliti Asia-Japan Research Institute Riza Nurdin, dan Andi Firdhaus, aktivis dan jurnalis.

Anggota Komisi I DPR RI Fadhullah mengatakan, di zaman kemajuan teknologi informasi, banyak hal dapat dilakukan salah satunya belajar melalui dunia maya.

"Belajar bisa lewat YouTube, Instagram dan lainnya. Perlu diingat kita harus memperhatikan etika dalam berkomunikasi dan menggunakan teknologi tersebut," ingat Fadhullah.

Baca juga : Ngobrol Bareng Legislator: Perlindungan Data Pribadi Dalam Layanan Publik

Setidaknya ada empat dampak positif internet untuk belajar agama. Yaitu, akses yang sangat luas untuk belajar agama, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Kemudian, dapat melihat atau menonton langsung kajian-kajian agama, dapat membaca atau mengunduh langsung sumber-sumber kajian agama, serta dapat melakukan konsultasi agama secara online.

Namun, efek radikalisme tetap harus diwaspadai. Terlebih, konten-konten tersebut banyak beredar di dunia maya.

Berdasarkan data BNPT 2021, sebanyak 12,2 persen masyarakat Indonesia berpotensi terpapar radikalisme. Kominfo juga telah memblokir 21.330 konten radikalisme terorisme sejak 2017 hingga 2021 lalu.

Baca juga : Ngobrol Bareng Legislator, Anggota Komisi I Ingatkan Masyarakat Antisipasi Hoax

Selain radikalisme, waspadai ujaran kebencian dan hoax. Hanya 32 persen responden penduduk Indonesia yang merasa yakin atau pun sangat yakin dapat mengidentifikasi hoax.

Mayoritas menganggap bahwa keberadaan berita atau informasi yang salah/ tidak sesuai fakta/hoax merupakan permasalahan serius.

Setidaknya, 12 persen responden mengaku pernah menyebarkan berita hoax. Mayoritas beralasan hanya meneruskan berita yang sudah tersebar (tanpa memikirkan hoax atau bukan).

Sebagian besar responden (45 persen) juga tidak tahu bahwa berita tersebut ternyata hoax. 

Baca juga : Taufiq Abdullah: Tangkal Radikalisme Melalui Media Sosial

Riza Nurdin, Peneliti Asia-Japan Research Institute mengatakan ada empat panduan belajar agama di dunia maya yaitu menggunakan internet sebagai wasilah mengamalkan hadits, selektif dalam memilih sumber, tetap memiliki guru di dunia nyata serta meningkatkan literasi digital.

"Literasi digital merupakan kecakapan penting yang harus dipenuhi dalam proses belajar agama di dunia maya agar selamat di dunia dan akhirat," jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.