Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemerintah Tetap Sabar, Perusuh Papua Nyebelin

Jumat, 30 Agustus 2019 08:31 WIB
Mobil Water Canon Kepolisian memadamkan pertokoan yang terbakar karena aksi unjuk rasa di 
Jayapura, Papua, Kamis (29/8). (Foto: Antara)
Mobil Water Canon Kepolisian memadamkan pertokoan yang terbakar karena aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Kamis (29/8). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi unjuk rasa di Papua semakin hari semakin menyebalkan. Setelah satu nyawa prajurit TNI melayang di Deiyai, kemarin, aksi rusuh kembali terjadi di Jayapura. Gedung Majelis Rakyat Papua dibakar. Kantor Telkom dibakar juga. Mobil Dandim dirusak. Hotel-hotel dilempari batu. Namun, pemerintah tetap sabar. Tak mau terpan cing melakukan tindakan represif.

Sebenarnya, aksi demonstrasi di Jayapura, kemarin, bukan yang pertama. Rabu (21/8) pekan lalu, warga juga turun ke jalan memprotes aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Saat itu, aksi tak sampai rusuh. Situasi cepat kondusif. Warga sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

Aksi kemarin, ceritanya lain. Demons trasi digelar besar-besaran. Sedikitnya 5 ribu orang turun ke jalan menyebar ke sejumlah titik. Pendemo mengamuk mengobrak-abrik fasilitas publik. Kondisi ini membuat Jayapura mencekam. Pemantik unjuk rasa ini masih sama. Menentang aksi rasialisme. Meski kali ini ada embel-embelnya, yaitu memprotes pemutusan jaringan internet.

Sudah sepekan warga di sana memang tak bisa mengakses internet karena diblokade pemerintah. Mereka kesal dengan pembatasan itu. Aksi dimulai sejak pukul 9 pagi di sejumlah lokasi. Salah satunya di Jalan Raya Abepura. Dalam rencana awal, massa akan melakukan longmarch ke Gedung DPRP dan Kantor Gubernur Papua. Melihat massa mulai turun ke jalan, warga langsung jaga-jaga.

Baca juga : Jaringan Telepon Dan SMS Putus Di Papua, Begini Kata Telkomsel

Sekolah ditutup dan siswa dipulangkan lebih cepat, toko, perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan ditutup. Benar saja, yang dikuatirkan terjadi. Jelang tengah hari, sebelum massa melakukan orasi, situasi memanas. Massa rusuh.

Awalnya mereka mendatangi Gedung Majelis Rakyat Papua (MRP). Di lokasi, mereka mengobrak-abrik isi gedung lalu membakarnya. Dari sana, massa terus bergerak bergerak ke Kantor Pos dan Gedung Telkom. Aksinya sama, merusak dan membakarnya. Si jago pun merah melalap gedung-gedung itu. Tanpa ampun.

Massa juga menjebol Lapas II A Abepura, merusak Kantor Polisi. Mobil dan motor yang terparkir di jalanan dirusak dan dibakar. Gedung-gedung lain yang dilewati massa seperti hotel, perkantoran, sampai mal, kondisinya minimal pecah kaca. Dihantam batu, kayu, dan benda lain yang dilontarkan dengan ketapel. Di tengah situasi panas itu, akses telepon dan SMS, terhenti.

Bukan cuma telepon dan SMS yang mati. Listrik juga. PLN mengakui, listrik di Jayapura memang sengaja dipadamkan. Soalnya, ada beberapa trafo yang terbakar. Lokasinya, di dekat Gedung Telkom yang di bakar massa. Berisiko tinggi jika pemadaman tak dilakukan. Petugas PLN terus mengecek trafo itu. Jika sudah bebas dari api, PLN akan kembali menyalakan listrik.

Baca juga : Jakarta Tetap Diistimewakan, Anies Percaya Jokowi

Soal akses telepon dan SMS yang terputus, itu bukan ulah pemerintah. Sebab, yang dibatasi hanya akses internet.

Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, mengatakan, putusnya akses telepon dan SMS karena ada gangguan layanan dari operator. Hal ini akibat dari rusaknya infrastruktur yang diobak-abrik para pendemo. Pihak Telkomsel mengamini. “Layanan telepon dan SMS Telkomsel di Papua untuk sementara mengalami gangguan,” kata Kepala Humas Telkomsel, Denny Abidin, kemarin.

Jayapura, jantung Papua, seketika lumpuh. Angkutan umum tak beroperasi. Toko-toko tutup. Warga memilih diam di rumah atau mengungsi di kantor. Sampai sore, asap membumbung ke udara dari sedikitnya 20 titik api. Helikopter terbang rendah memantau situasi.

Menjelang pukul 5 sore, massa baru bisa dikendalikan setelah aparat keamanan memukul mundur dengan menggunakan gas air mata. Pukul 7 malam, situasi dilaporkan sudah kondusif. “Wilayah Jayapura sekitarnya, meskipun jalur komunikasi agak sulit, alhamdulillah informasi yang saya dapat malam ini situasi sudah cukup kondusif,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, tadi malam.

Baca juga : Ibukota Pindah Ke Kaltim, Toyota Siap Perkuat Jaringan

Meski massa sudah kelewatan, pemerintah masih sabar menghadapi para perusuh itu. Menkopolhukam, Wiranto, menginstruksikan seluruh aparat ke amanan yang berjaga agar tidak terpancing. Tetap harus menindak dengan cara halus.

“Aparat keamanan sudah diinstruksikan, jangan sampai melakukan tindakan represif. Harus persuasif, terukur, bahkan senjata peluru tajam tidak boleh digunakan,” kata Wiranto, di Kompleks DPR Jakarta, Kamis (29/8). [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.