Dark/Light Mode

Lebih Efisien, Kementan Ajak Petani Berbudidaya Padi Sehat

Senin, 2 September 2019 20:08 WIB
Suwandi (Foto: Humas Kementan)
Suwandi (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya agar petani mampu meningkatkan produksi pangan, khususnya padi. Salah satunya dengan berbudidaya tanaman sehat. Selain mutu padi lebih baik, biaya produksi juga menjadi efisien, sehingga petani akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.

"Kalau belum bisa budidaya organik sepenuhnya, lakukan budidaya sehat. Salah satunya menekan biaya produksi dari penggunaan pestisida maupun pupuk," ungkap Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, di Jakarta, Senin (2/9).

Cara budidaya padi sehat ini  menurut Suwandi, petani bisa membuat pupuk sendiri jika memang tidak sanggup dengan pupuk bersubsidi. Misalnya dengan  membuat pupuk kompos dari jerami dan limbah ternak. Begitupula dengan pestisida, petani bisa membuat pestisida hayati dan nabati sendiri. "Para penyuluh akan mengajarkan itu semua. Lebih ramah lingkungan ada PHT juga," ujarnya.

Baca juga : Hasilkan Beras Organik Ekspor, Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT

Jika sarana produksi itu semua (pupuk dan pestisida) bisa dibuat sendiri, maka biaya input akan menurun. "Rupiah per hektar (biaya produksi) akan menurun, sehingga ketika harga jatuh, petani masih mendapatkan untung," katanya.

Lebih lanjut Suwandi mengatakan, berbudidaya sehat juga tidak hanya dengan mengupayakan pupuk dan pestisida, tetapi juga menanami pematang dengan sayuran maupun refugia. "Nantinya sayuran atau refugia tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya predator hama OPT. Sehingga petani tidak perlu banyak mengeluarkan biaya banyak untuk membasmi hama," tuturnya.

Rasakan Manfaat

Baca juga : Mendagri: Sistem Pemerintahan dan Pelayanan Publik di Papua Tetap Jalan

Kementan memang tengah mendorong pengembangan budidaya tanaman sehat dengan pertimbangan bahwa peningkatan populasi hama OPT justru karena tingginya ketergantungan terhadap pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan ditenggarai dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama. 

Hasil dari pengembangan budidaya tanaman sehat yang dilakukan pada tahun 2017, menunjukkan bahwa petani yang awalnya gagal panen kini dapat berproduksi rata-rata sebesar 11 ton/ha, jauh lebih tinggi dibandingkan budidaya normal yang rata-rata produksinya sebesar 8 ton/ha. Pada tahun ini, program budidaya tanaman sehat dikembangkan seluas 24.000 ha di daerah endemis serangan.

Salah satu petani Karawang yaitu Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sri Rahayu di Kampung Waluya Desa Kertawaluya Kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang, Kardi mengakui, merasakan betul manfaat dari budidaya sehat yang telah dilakukannya sejak tahun 1990an. "Benar-benar menekan biaya produksi bagi kami. Meskipun harga gabah lagi turun, tapi untungnya masih lumayan. Apalagi pas harga (gabah) lagi tinggi," tuturnya.

Baca juga : Kebijakan Kementan Dorong Ekspor Pangan Melesat

Bersama petani lainnya di hamparan seluas 67 ha, menurut Kardi, dengan budidaya padi sehat dapat memutus rantai OPT. Petani anggota kelompoknya melakukan budidaya padi-padi-palawija seperti kedelai. "Setahun 3 kali tanam tapi ya disela dengan palawija. Mau kedelai mau jagung. Karena kalau tanam padi lagi, pernah coba malah gagal panen," tuturnya.

Mengenai pertanaman refugia, dirinya tertarik untuk mencobanya. "Mudah-mudahan bisa semakin menekan biaya pestisida dan petani bisa mendapatkan untung lebih besar lagi," ungkapnya. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.