Dark/Light Mode

Mentan: Negara Menghargai Keringat Para Petani

Kamis, 25 Mei 2023 13:01 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri). (Foto: Dok. Kementan)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri). (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan, negara menghargai keringat para petani. Sebab, mereka mampu menjaga kekokohan negara. Bila petani bisa dimakmurkan, berarti memakmurkan rakyat Indonesia secara keseluruhan.

"Betapa pun hebatnya Menteri, Sekjen, dan Dirjen, kalau petani tidak sejahtera, tidak ada manfaatnya. Semua harus berjalan seimbang," tutur Syahrul, dalam podcast Bincang Tipis-Tipis, di kanal YouTube Tale Trias Info yang dipandu Erman Tale Daulay.

Itu sebabnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memaksimalkan program smart farming, mekanisasi pertanian, pengerahan alat mesin pertanian (alsintan), dan lain-lain. Kementan terus berupaya agar petani makmur melalui beragam program dan kebijakan.

Baca juga : Kemenkumham Raih Penghargaan Terbaik UKPBJ Proaktif

Syahrul mengenang masa budi daya pangan saat pandemi Covid-19 memuncak. Berbagai risiko ditempuh demi tersedianya pangan untuk rakyat. Terbukti, hal itu menjadikan Indonesia bisa survive. Pertanian menjadi salah satu sektor yang sangat strategis ketika pandemi berlangsung.

"Petani adalah golongan masyarakat yang patut diberi keberpihakan dan ucapan terima kasih mendalam atas kegigihan mereka. Merekalah yang menjaga ketahanan pangan nasional, termasuk di era pandemi Covid-19," tuturnya.

Syahrul memberikan analogi kalau rumah yang bocor, bisa ditunda untuk menambal titik kebocoran tersebut. "Tapi kalau soal makan, jika ditunda tentu bisa bermasalah. Tak ada orang yang bisa sembunyi dalam rumah berhari-hari tanpa makanan," pungkasnya.

Baca juga : KSP Siap Jembatani Penguatan Kerja Sama RI-Iran

Menyadari hal itu, terlebih saat pandemi Covid-19 yang mengancam dunia, Syahrul menambahkan, sektor pertanian tidak bisa diam dan bersikap pasrah. Dengan segala risiko, petani harus tetap bercocok tanam. Karena pertanian sejatinya sangat dinamis.

Memberikan atensi dan pendampingan tidak dimaksudkan memanjakan petani. Syahrul menegaskan, pertanian itu harus dikawal mulai dari tahap pertanaman hingga budi daya. Bahkan, petani harus dibantu memasarkan semua hasil tanamannya menjadi industri dan pengolahan.

"Kita harus dorong pengolahan. Marketnya harus dijaga. Jangan berpikiran mau impor terus. Impor harus diharamkan sepanjang masih bisa ditanam di sini. Kalau dari Menteri hingga para Direktur pada ngumpet, pertanian jadi apa? Pertanian menjadi tidak semangat. Jika petani tidak menanam dan berbudi daya, kita bisa makan apa?" tegasnya.

Baca juga : Tekan Emisi Karbon, Prancis Larang Penerbangan Jarak Pendek Domestik

Karena itu, lanjut Syahrul, dengan tekad berjuang untuk rakyat, Pemerintah hadir dan berpihak kepada mereka dan ingin dalam kondisi apa pun pangan harus tersedia. Jangan sampai ada yang kelaparan.

Syahrul mengapresiasi seluruh jajaran struktural Kementan, para gubernur, dan para wali kota/bupati yang mau turun ke lapangan. Terbukti hasilnya bisa dilihat dengan posisi Indonesia termasuk negara teratas yang bisa survive dalam pandemi Covid-19. Selain itu, tingkat inflasi terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang naik. Data BPS mencatat pertanian menjadi bantalan ekonomi Indonesia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.