Dark/Light Mode

Agar Mudah Diakses dan Dipahami

Kepala Perpusnas: Digitalisasi Naskah Kuno Nusantara Harus Dilakukan

Senin, 29 Mei 2023 20:29 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (kanan) dalam Rapat Koordinasi Bidang Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2023, di Jakarta, Senin (29/5). (FotoL Dok. Perpusnas
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (kanan) dalam Rapat Koordinasi Bidang Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2023, di Jakarta, Senin (29/5). (FotoL Dok. Perpusnas

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menerangkan, Indonesia memiliki puluhan ribu manuskrip yang harus dialih media dan diubah ke bentuk format baru seperti digital sehingga mudah diakses dan dipahami isinya. Hal tersebut disampaikan Syarif dalam Rapat Koordinasi Bidang Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2023, di Jakarta, Senin (29/5).

Syarif Bando terus mendorong agar inventarisasi naskah kuno Nusantara dapat dilakukan dari segi subjek ilmu pengetahuannya. Dengan begitu, nilai dan pesan yang terkandung di dalamnya dapat diimplementasikan. “Kita ingin isi dari manuskrip yang kita miliki bisa dimengerti kemudian dikreasikan dan disampaikan kepada masyarakat,” terangnya.

Menurutnya, di dalam naskah kuno Nusantara atau manuskrip Indonesia terdapat banyak pengetahuan, nilai kemanusiaan, maupun nilai dasar hubungan manusia dengan alam. “Naskah kuno merupakan harta yang tak ternilai. Melalui naskah kuno Nusantara, kita juga bisa belajar pentingnya memahami perjalanan sejarah nenek moyang dan serta perjalanan sejarah bangsa sehingga bisa berada di titik ini,” jelasnya.

Digitalisasi naskah juga harus menjadi salah satu prioritas perpustakaan. Perpusnas telah menyimpan 15 persen atau sebanyak 12.361 naskah dari total kantung naskah yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, hanya 4.515 di antaranya yang telah didigitalisasi.

Baca juga : Viral Pernyataan Meresahkan Oknum BRIN, Laksana Tri Handoko Bilang Begini...

Dalam rakor ini, Perpusnas meminta dukungan dari berbagai pihak agar upaya pelestarian dan digitalisasi naskah kuno Nusantara bisa terus dipercepat. Hal tersebut mengingat sebagian besar naskah kuno kini sudah berada di usia lebih dari 50 tahun dan berisiko rusak akibat iklim tropis Indonesia cuaca panas dan yang terjadi sepanjang tahun.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami memahami upaya pelestarian merupakan salah satu yang sulit mendapatkan perhatian. Hal tersebut karena isu pelestarian manuskrip dinilai hanya berdampak secara langsung pada segmen masyarakat tertentu.

“Isu pelestarian naskah salah satunya masih dikalahkan dengan infrastruktur, industri kreatif, dan pertanian misalnya yang dinilai lebih strategis dan berdampak langsung pada masyarakat,” ungkap Amich.

Padahal, menurut Amich, upaya penyelamatan naskah kuno Nusantara merupakan hal fundamental sebagai fondasi identitas, kebudayaan, peradaban bangsa Indonesia. Makanya, dia menegaskan, upaya yang dilakukan Kementerian PPN/Bappenas dalam upaya pelestarian naskah kuno Nusantara dilakukan melalui dukungan perencanaan anggaran.

Baca juga : Permudah Kebutuhan Nasabah, Bank Raya Perkuat Digitalisasi

“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang sedang kami susun, kami siapkan bagian tentang pembangunan kebudayaan yang tidak bisa digeser atau dialihkan. Akan kami kawal terus tentang ide pemajuan dan pelestarian kebudayaan yang di dalamnya juga ada pesan pelestarian nilai kebudayaan melalui pelestarian naskah kuno sehingga bisa terus ada dalam rencana pembangunan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang,” terangnya.

Amich juga berpesan, sumber-sumber pembiayaan dalam upaya pelestarian naskah kuno Nusantara tidak selalu harus bertumpu kepada pemerintah. Menurutnya, ada banyak pihak baik swasta, pelaku usaha maupun industri yang menunjukkan peminatan yang luar biasa yang bisa menjadi sumber pembiayaan alternatif atas upaya penghimpunan dan konservasi naskah kuno. 

“Komitmen kami juga tergambar dari sisi infrastruktur dan fasilitas setiap tahunnya semakin layak, dan dukungan teknologi juga bisa terus diadopsi,” pungkasnya.

Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) Munawar Holil alias Mumu, yang hadir sebagai narasumber, mengungkap bahwa peran masyarakat dalam upaya pelestarian naskah Nusantara terwujud melalui berbagai upaya yang dilakukan melalui MANASSA. “Belum terpeliharanya naskah dan belum juga dilakukan kajian yang baik mendorong hadirnya MANASSA pada 1996. Saat ini MANASSA telah memiliki 588 anggota dari berbagai latar belakang,” sebutnya.

Baca juga : Kapolri: Agar Mudik Terkelola Baik, Rekayasa Lalu Lintas Dilakukan

Menurut Mumu, dalam upaya penyelamatan naskah kuno Nusantara, pendampingan dan apresiasi untuk para peneliti dan pemilik naskah kuno masih perlu ditingkatkan mengingat peminta kajian naskah di berbagai universitas semakin menurun saat ini. Karya kreatif juga perlu diperbanyak untuk menarik minat masyarakat untuk lebih peduli terhadap perhatian naskah kuno.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.