Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kepala BNPT: Radikalisasi Di Sosmed Harus Dilawan Bersama

Minggu, 26 Februari 2023 21:25 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur (Jatim) Gus Syafiq Syauqi. (Foto: Humas BNPT)
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur (Jatim) Gus Syafiq Syauqi. (Foto: Humas BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proses radikalisasi yang menyasar seluruh elemen masyarakat menjadi fenomena yang mudah dijumpai di jagat sosial media hari ini.

Fenomena tersebut menandakan masifnya kampanye radikalisasi oleh kelompok radikal intoleran yang harus dilawan bersama oleh seluruh elemen masyarakat sipil.

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur (Jatim) Gus Syafiq Syauqi menyatakan, masalah isu radikalisme dan intoleransi yang terjadi di dunia sosmed harus disikapi bersama.

Pasalnya, jumlah masyarakat yang ada di sosmed atau netizen ini sangat besar.

"Terkait perbedaan yang harus disikapi dengan harmoni, ini menjadi hal yang tidak mudah. Tentu masalah isu-isu radikalisasi intoleransi ini tidak boleh hanya minoritas yang memikirkan, tidak boleh hanya mayoritas yang harus melindungi tapi ini harus sama sama," ujar Gus Syafiq dalam Dialog Kebangsaan sekaligus peresmian Warung NKRI di Jember, Minggu (26/2).

Baca juga : Kalau Terjadi Perang Nuklir, Apa Yang Harus Kita Siapkan?

Dia menilai, kehadiran sosmed ini telah menciptakan tatanan masyarakat baru dengan karakter tersendiri yang berbeda.

Sosmed memiliki buzzer dan influencer yang memiliki pengaruh terhadap penggunanya. Influencer biasanya cenderung lebih sering menggaungkan sentimen positif.

Sedangkan buzzer menurutnya lebih sering menabur sentimen negatif dengan mengulang-ulang narasi tertentu, sehingga publik dipaksa menerima narasi tersebut sebagai sebuah kebenaran.

"Buzzer ini selalu mengulang-ulang hal yang negatif biasanya. Diulang-ulang terus supaya diterima masyarakat dan menjadi kebenaran. Masyarakat terpaksa menerima itu sebagai kebenaran karena diulang-ulang terus," katanya.

Untuk merespon fenomena tersebut, GP Ansor bergerak memberikan pelatihan keterampilan siber terutama bagi generasi muda.

Baca juga : Ibarat Terpapar Covid-19, Mitra Deradikalisasi Harus Diperhatikan

Kecakapan-kecakapan seperti membuat konten berita, desain, hingga analisis sosmed diajarkan kepada anak-anak muda. Namun menurutnya hal tersebut masih perlu didorong termasuk dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat yang lebih luas.

"Kami menyadari kelemahan kami. Di dunia nyata jumlahnya banyak, tapi di medsos kalah. Kami menyimpulkan bahwa mau tidak mau kami harus hadir di media sosial," bebernya. 

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyadari pentingnya peran sosmed ini sebagai sarana kontra narasi ideologi radikal dan intoleran yang menjadi benih-benih aksi terorisme.

BNPT sebagai leading sector penanggulangan masalah terorisme di Tanah Air sudah memanfaatkan sarana sosmed ini untuk mendistribusikan konten-konten multimedia bermuatan kontranarasi.

Termasuk, berkaitan dengan wawasan kebangsaan, edukasi nasionalisme dan Pancasila, serta ajakan-ajakan untuk menebar benih toleransi dan persatuan bagi seluruh elemen bangsa.

Baca juga : Kepala BNPT: Generasi Muda Kudu Punya Karakter Pantang Menyerah Dan Sportif

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, arus informasi yang berseliweran di sosmed hari ini menyediakan tantangan besar bagi upaya penanggulangan terorisme.

Banyak hoaks dan narasi-narasi kebencian yang disebar. Sosial media juga dipenuhi konten-konten praktik terorisme seperti merakit bom yang sangat membahayakan bagi publik.

"Sosial media hari ini sudah menjadi salah satu pilar dalam demokrasi. Jadi kadang juga diisi dengan narasi-narasi negatif yang bertentangan dengan kepribadian bangsa kita," tutur eks Kapolda Papua ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.