Dark/Light Mode

Perpusnas Minta Perpustakaan Pahami Kebutuhan Bahan Bacaan Masyarakat

Selasa, 30 Mei 2023 17:04 WIB
Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional 2023 dengan tema: Strategi Pengembangan Koleksi Perpustakaan Pascapandemi Covid-19, yang digelar secara hibrida, Selasa (30/5). (Foto: Dok. Perpusnas)
Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional 2023 dengan tema: Strategi Pengembangan Koleksi Perpustakaan Pascapandemi Covid-19, yang digelar secara hibrida, Selasa (30/5). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando meminta semua perpustakaan untuk memahami kebutuhan bacaan masyarakat. Hal ini disampaikan Syarif saat memberikan Keynote Speech dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional 2023 dengan tema "Strategi Pengembangan Koleksi Perpustakaan Pascapandemi Covid-19", yang digelar secara hibrida, Selasa (30/5).

Syarif Bando menjelaskan, keberadaan perpustakaan bukan tentang seberapa banyak koleksi dan fasilitas yang dimiliki. Tetapi sejauh mana perpustakaan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, 10 persen pengelolaan perpustakaan untuk manajemen koleksi, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan, dan 70 persen untuk transfer ilmu pengetahuan. "Peran pustakawan jangan hanya melayani koleksi saja, tetapi tugas kita melayani ilmu pengetahuan untuk masyarakat," ungkapnya.

Baca juga : Emak-emak Nelayan Kronjo Ikut Pelatihan Olahan Ikan Laut

Dia menerangkan, tantangan yang saat ini dihadapi adalah bagaimana koleksi-koleksi di perpustakaan dapat mencerdaskan anak bangsa. Kemudian, sejauh mana masyarakat dapat mengkonsumsi buku-buku tersebut untuk memecahkan problematika ekonominya.

"Maka perlu adanya kolaborasi antara Perpusnas, penerbit, penulis maupun Pemerintah Daerah mengenai kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Mulai dari jumlah buku yang terbit di daerah hingga bacaan apa saja yang dibutuhkan masyarakat," lanjutnya.

Di acara yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Mariana Ginting, menyampaikan, pengembangan koleksi perpustakaan, terutama dalam masa pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi, dilakukan berdasarkan potensi lokal, nilai lokal, dan kearifan lokal. "Pengembangan koleksi yang lebih dekat dan kontekstual dengan kebutuhan masyarakat setempat di berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing," tuturnya.

Baca juga : KPK: Jangan Uji Materi Penyidikan

Mariana memaparkan, langkah strategis yang dilakukan di antaranya mendorong kerja sama dan kolaborasi dengan penerbit untuk meningkatkan terbitan bertema potensi lokal/konten, memfokuskan kegitan hibah dari perseorangan ataupun lembaga yang bertema potensi lokal/konten lokal, meningkatkan produksi dan reproduksi konten kreatif atau kemas ulang informasi seiring kemajuan digital.

"Dengan mengembangkan startegi dan arah kebijakan yang berbasis konten potensi lokal, perpustakaan tidak hanya menjadi pusat informasi dan pengetahuan tetapi juga relevan bagi kehidupan sosial dan ekonomi mereka," paparnya.

Dalam laporannya, Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Perpusnas Emyati Tangke Lembang menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 Pasal 7 Ayat (1) huruf a, Perpusnas berkewajiban untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi yang ada di perpustakaan. "Pengembangan koleksi bahan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian pengelolaan perpustakaan," jelasnya.

Baca juga : Kolaborasi Lintas Agama Penuhi Kebutuhan Listrik Desa Terpencil Di Labuan Bajo

Dia menyebut, jumlah koleksi Perpusnas hingga akhir 2022, sebanyak 7.774.375 eksemplar. Dengan rincian, 2.890.859 eksemplar koleksi deposit dan 4.883.516 eksemplar koleksi layanan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.