Dark/Light Mode

Pertama Di Indonesia

Harita Nickel Produksi Nickel Sulfat, Bahan Baterai Kendaraan Listrik

Rabu, 24 Mei 2023 17:26 WIB
Pabrik nikel sulfat PT Halmahera Persada Lygen (HPL), anak usaha PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel). Pabrik tersebut digadang-gadang menjadi yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia.(Dok. Harita Nickel)
Pabrik nikel sulfat PT Halmahera Persada Lygen (HPL), anak usaha PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel). Pabrik tersebut digadang-gadang menjadi yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia.(Dok. Harita Nickel)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) (Harita Nickel), melalui anak usahanya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), siap memproduksi nikel sulfat.

Sekretaris Perusahaan NCKL Franssoka Y Sumarwi mengungkapkan saat ini pabrik nikel sulfat yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara tersebut sudah memasuki tahap peningkatan yang signifikan atau ramping up untuk mencapai kapasitas produksi secara penuh.

Pabrik nikel sulfat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.

“PT HPL untuk pertama kalinya berhasil memproduksi nikel sulfat kelas baterai pada 25 Maret 2023. Kami bersyukur sekali karena ini merupakan tonggak sejarah pencapaian baru dalam sumber daya energi baru di Indonesia,” kata Franssoka.

Baca juga : Begini Cara Tangani Kebakaran Baterai Motor Listrik

Indonesia akan tercatat sebagai produsen bahan baku prekursor katoda baterai kendaraan listrik dan posisi Indonesia dalam peta industri baterai kendaraan listrik akan semakin bergengsi.

Lebih lanjut Franssoka mengungkapkan NCKL terus menyempurnakan dan meningkatkan produksi hingga mencapai total kapasitas produksi 240 ribu metrik ton (MT) nikel sulfat per tahun yang diperkirakan pada pertengahan tahun 2023.

Perusahaan yang sebelumnya menjadi pionir dalam produksi bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) pada tahun 2021 ini, tidak hanya menghasilkan nikel sulfat.

Hilirisasi dan pemurnian MHP juga akan menghasilkan kobalt sulfat (CoSO4). Nikel sulfat dan kobalt sulfat merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik.

Baca juga : Kasih Wejangan Ke Mahasiswa Di Acara Gathering

Dua senyawa ini merupakan contoh nyata keberhasilan konservasi dan peningkatan nilai tambah mineral, karena berasal dari pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah atau limonit yang sebelumnya tidak bisa diolah atau menjadi overburden.

"Teknologi yang tepat, yaitu High Pressure Acid Leach (HPAL) dan etos kerja yang tinggi memungkinkan ini terjadi,” tambah Franssoka.

Kapasitas produksi PT HPL memungkinkan perusahaan untuk mengolah dan memurnikan seluruh produksi MHP menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat.

Namun pada tahun 2023, anak usaha NCKL ini baru merencanakan untuk mengolah sekitar 50 persen MHP menjadi nikel sulfat.

Baca juga : Gaet JNE, PGN Perluas Konversi Gas Di Kendaraan Logistik

PT HPL juga sedang menjajaki penjualan dengan beberapa pembeli potensial dan diperkirakan ekspor perdana nikel sulfat akan dilakukan pada awal Juni 2023.

“Ke depan, perusahaan akan terus meningkatkan seluruh rantai industri sumber daya nikel, serta menjadi perusahaan manufaktur bahan energi baru yang mengedepankan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat serta berkontribusi pada pengembangan industri,” pungkas Franssoka.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.