Dark/Light Mode

Aktualisasi Nilai Pancasila, Waka BPIP Gandeng Perguruan Tinggi

Rabu, 31 Mei 2023 12:30 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono menyampaikan, pentingnya kerja sama BPIP dengan perguruan tinggi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut disampaikan Karjono saat menerima audiensi Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Universitas Terbuka (UT) Rahmat Budiman, di Ruang Rapat Utama BPIP, Jakarta, Senin (29/5). Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin kerja sama UT dengan BPIP.

Dalam sambutannya, Karjono mengatakan kerja sama  BPIP dengan UT menjadi hal yang sangat strategis dalam penerapan PP No 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan. "Universitas Terbuka itu universitas terbanyak mahasiswa dan alumninya di Indonesia," kata Karjono yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UT Jakarta ini.

Menurut dia, perguruan tinggi punya peran strategis dalam membangun pendidikan sesuai falsafah negara yaitu membentuk manusia yang berjiwa Pancasila. Serta membangun manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia.

Karjono juga menjelaskan peran perguruan tinggi dalam usaha pembangunan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.

Baca juga : Apresiasi Capaian WTP Kemendes PDTT, DPR Perjuangkan Kenaikan Anggaran

"Mari kita sama-sama dukung kebijakan membumikan Pancasila di generasi milenial termasuk di lingkungan Perguruan Tinggi," ujarnya.

Dalam audiensi ini, Karjono juga memperkenalkan Salam Pancasila yang digagas Presiden ke-5 Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri. Salam tersebut  diadopsi dari pekik "Merdeka" yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945, dan sejatinya Salam Pancasila memiliki arti salam kebangsaan yang menyatukan Indonesia.

Ia juga menjelaskan pentingnya Pancasila. Menurut dia, setelah era Reformasi Tahun 1998 maka TAP MPR II/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, satu tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan, dan yang paling parah menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila dengan cara mengganti  Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sudah 25 tahun lebih Indonesia ditinggalkan Pancasila, dan yang paling parah hasil survei dari Setara bahwa Anak-anak SMA 83,3 persen berpendapat Pancasila dapat diubah. Ditambah Anak-anak milenial saat ini terpengaruh dunia digital dan global yang berdampak terdapat sekelompok orang tertentu ingin mengganti Ideologi Negara. "Ini yang paling membahayakan negeri ini," ujarnya.

Pancasila baru ada setelah digagas oleh Almarhum Taufik Kiemas, Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR Oktober 2009. Taufiq Kiemas langsung tancap gas mengadakan rapat dengan ketua-ketua Fraksi MPR menyusun program Sosialisasi UUD 1945, termasuk Pancasila.

Baca juga : Antisipasi Polusi Udara Jakarta, Ini Saran Prof Tjandra

"Di sinilah muncul gagasan Empat Pilar berbangsa dan bernegara, yang isinya menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan Pancasila," paparnya.

Baru Kemudian lahir UKPPIP yang direvitalisasi menjadi BPIP, dan perkembangan terbaru Presiden  Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional. Dalam peraturan ini, mata ajar atau mata kuliah Pancasila wajib diajarkan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.

Wakil Rektor UT yang didampingi Kepala LPPM Prof Dewi Artati Padmo Putri, dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM Trini Prastati,  sependapat dengan Waka, Rahmat juga mengutarakan tujuan kolaborasi antara BPIP dalam rangka memperingati Dies Natalies Universitas Terbuka ke-39. Salah satunya adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis di kalangan pelajar, serta mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam era digital yang semakin berkembang.

"Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah mendorong minat menulis di kalangan pelajar SMA atau sederajat dengan berbagi gagasan," ucapnya.

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, UT, akan menyelenggarakan Lomba Menulis Esai dengan tema "Pelajar Pancasila Era Digital". Lomba ini dijadwalkan akan dimulai pada tangal 1 Juni 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Tujuan dari lomba ini adalah untuk mendorong pelajar untuk merefleksikan nilai-nilai Pancasila dan mengaitkannya dengan tantangan dan perubahan dalam era digital.

Baca juga : Menteri ATR/BPN Gandeng Persekutuan Gereja Dan Persatuan Islam

Sekretaris Utama BPIP Adhianti mengatakan, kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang berkelanjutan antara BPIP dan UT, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar.

Turut hadir dalam Audiensi Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP  Prakoso, Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Jaringan M Akbar Hadiprabowo, Direktur Jaringan dan Pembudayaan Toto Purbiyanto, Direktur Penyelenggaraan Diklat Sadono Sriharjo, dan Direktur Implementasi PIP Irene Camelyn Sinaga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.