Dark/Light Mode

Indonesia Mampu Penuhi Protein Hewani dalam Negeri

Sabtu, 14 September 2019 11:33 WIB
Pedagang sedang menjajakan ayam potong/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Pedagang sedang menjajakan ayam potong/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pemenuhan protein hewani bagi masyarakat dengan produksi dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan terus meningkatkan produksi ternak serta memberikan ragam pilihan protein hewani bagi masyarakat.

"Masyarakat Indonesia memiliki banyak pilihan. Seperti daging ayam ras dan lokal, daging bebek, telur ayam ras, daging kambing/domba, dan juga daging sapi/kerbau. Hampir semuanya kita sudah swasembada, dan potensi untuk diekspor. Khusus untuk daging sapi/kerbau target swasembada kita adalah 2026," ungkap I Ketut Diarmita, Dirjen PKH, Kementan, Sabtu (14/9).

Baca juga : Dialog Budaya Indonesia-Prancis Lewat Lukisan dan Tari

Sebagai contoh, data Ditjen PKH sampai bulan ini menunjukkan, potensi kebutuhan daging ayam ras tahun 2019 (Januari-Desember) adalah sebesar 3.251.745 ton atau rata-rata 270.979 ton/bulan. Sedangkan potensi produksi daging ayam ras tahun 2019 (Januari-Desember) sebesar 3.829.663 ton atau rata-rata 319.139 ton/bulan. Dari data tersebut terdapat potensi surplus sebanyak 577.918 ton atau 17,77 persen selama periode 2019. 

Khusus daging sapi/kerbau, Ketut menjelaskan, untuk mewujudkan swasembada, Kementan telah melaksanakan program terobosan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB), penambahan sapi indukan, pengembangan sapi belgian blue dan sapi wagyu. Juga didukung dengan upaya peningkatan status kesehatan hewan, penjaminan keamanan pangan asal ternak, skim pembiayaan, investasi dan asuransi ternak.

Baca juga : Selandia Baru Promosikan Makanan Sehat di Mal

Secara nasional, program Upsus Siwab sejak 2017 hingga saat ini menunjukkan realisasi yang sangat mengembirakan, yaitu inseminasi buatan/IB dengan realisasi 10.548.530 ekor akseptor atau 105,49 persen dari target 10 juta ekor akseptor. Kebuntingan sebanyak 5.498.695 ekor atau 76,37 persen dari target 7,2 juta kebuntingan dan kelahiran sebanyak 4.140.916 ekor atau 71,89 persen dari target 5.760.000 ekor. 

Lebih lanjut Ketut menjelaskan bahwa untuk mewujudkan swasembada, Program Kedua adalah penambahan sapi indukan brahman cross pada tahun 2015, 2016, dan 2018. Sekitar 8.985 ekor sapi brahman cross telah di distribusikan ke 16 provinsi di seluruh Indonesia (Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur).

Baca juga : Garuda Indonesia Larang Penumpang Bawa MacBook Pro Retina 15 Inch

"Upaya lain kita dengan percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau yaitu dengan Program Pengendalian Betina Produktif. Kami bekerjasama dengan Baharkam Polri," terang Ketut. 

Hal ini penting mengingat pemotongan betina produktif tercatat cukup tinggi setiap tahunnya. Sebelum  2017, angka pemotongan betina produktif ada di atas 22 ribu ekor. "Tahun 2018 angka ini dapat ditekan menjadi 12.209 atau menurun 47,10 persen dibanding tahun 2017. Sementara pada hingga Agustus 2019 tercatat angka pemotongan sapi betina produktif masih cukup rendah diangka 7.268 ekor," tambah Ketut. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.