Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Elnusa Petrofin Salurkan 10.872 Paket Sembako ke Masyarakat di Seluruh Indonesia
- Thomas Tuchel Merasa Belum Pantas Menyanyikan Lagu Kebangsaan Inggris
- Thibaut Courtois Mau Buka-bukan Soal Kasusnya Di Timnas Belgia
- Lagi Fokus Keluar Zona Degradasi, PSS Sleman Malah Dapat Kabar Buruk
- Ketua DEN : Deregulasi untuk Efisiensi Ekonomi dan Percepatan Investasi
Hoaks, Fitnah, Ujaran Kebencian & Politisasi SARA Tak Bisa Ditolerir
Mendagri Ajak Masyarakat Laporkan Penyebar Berita Hoaks Pemilu
Kamis, 3 Januari 2019 15:00 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengecam keras berkembangnya berita bohong atau hoaks menyangkut penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Antara lain, isu adanya 7 kontainer dari China yang berisi surat suara yang sudah dicoblos. Selain itu, juga ada hoaks 31 juta DPT (Daftar Pemilih Tetap) tambahan yang dimasukkan dalam DPT Pemilu 2019.
“Jelas ini fitnah. Berita-berita yang mengumbar rasa cemas, bermusuhan,” kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (3/1) siang. Ia sangat menyesalkan dan mengecam praktek penyebaran isu-isu bohong dan tidak bertanggung jawab seperti itu. Tjahjo mengatakan, hal itu dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu, pemerintah, peserta pemilu sendiri, serta pihak terkait lain yang sejak awal konsisten menjaga profesionalisme dan integritasnya, dalam mengawal jalannya dari setiap tahapan Pemilu Serentak 2019.
Baca juga : Rumah Yang Hancur Akibat Tsunami Akan Dibangun Lagi
Menurutnya, berita hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan politisasi SARA sudah pada tahap yang tidak bisa ditolerir lagi. Apalagi, sudah merusak proses konsolidasi demokrasi, yaitu Pemilu Langsung yang akan digelar pada 17 April mendatang, yang tahapan-tahapannya dan prosesnya sudah berjalan transparan dan demokratis.
Karena itu, Tjahjo mengajak semua pihak bergerak menolak dan melawan racun demokrasi tersebut. “Mari kita bergerak untuk melawan dan melaporkan kepada aparat Kepolisian, jika menerima berita-berita hoaks, fitnah, berujar kebencian yang merupakan racun demokrasi dan sudah membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,” pintanya.
Baca juga : Menristekdikti Sediakan 130 Ribu Beasiswa Bidikmisi
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan berita terkait adanya isu ditemukannya 7 kontainer dari China yang informasinya berisi masing-masing 10 juta surat suara pemilu presiden dan wakil presiden 2019 dalam keadaan tercoblos pada nomor urut 01, dan ditemukan pertama kali oleh anggota Marinir adalah tidak benar alias hoaks.
“KPU pastikan semua berita tersebut tidak benar. Tidak benar ada 7 kontainer yang dimaksud. Tidak benar ada anggota Marinir TNI AL yang menemukannya. Tidak benar KPU menyita itu semua. Semua berita tersebut bohong,” kata Ketua KPU RI Arief Budiman usai bersama jajaran Komisioner KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendatangi kantor Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk mengecek masalah tersebut, Rabu (2/1) tengah malam. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya