Dark/Light Mode

Sediakan 13 Juta Hektare Lahan

Nurbaya Fokus Tingkatkan Program Perhutanan Sosial

Rabu, 2 Januari 2019 10:46 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memaparkan Refleksi Kinerja untuk Persiapan Kerja 2019 di Jakarta, kemarin. (Foto : IG @Kementrianlhk).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memaparkan Refleksi Kinerja untuk Persiapan Kerja 2019 di Jakarta, kemarin. (Foto : IG @Kementrianlhk).

RM.id  Rakyat Merdeka - Program perhutanan sosial yang digagas oleh presiden Jokowi akan ditingkatkan di tahun 2019. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyiapkan 13 juta hektare lahan untuk didistribusikan ke masyarakat.

“Dalam waktu 5-6 tahun ke depan, kita mengharapkan tuntas sebanyak 12 hingga 13 hektare sehingga perbandingan pengelolaan hutan oleh swasta dan rakyat menjadi 70:30. Semua apihak harus terlibat demi suksesnya program Presiden Jokowi ini,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam Refleksi Kinerja untuk Persiapan Kerja 2019 di Jakarta.

Untuk mewujudkan hal itu, Siti meminta jajaran KLHK fokus pada tugas pokok dan fungsi (Tupoksi). Menteri LHK ini pun mengingatkan jajarannya bahwa 2019 penuh gonjang-ganjing, terutama, mulai Januari hingga saat pencoblosan pemilu legislatif dan pemilihan Presiden. Karena itu, jajaran KLHK tidak boleh terpengaruh dengan situasi politik, tetap bekerja sesuai tupoksinya.

Baca juga : Pendidikan Di Kampus Wajib Sejalan Dengan Perkembangan Zaman

“Saya minta tolong untuk seluruh jajaran tetap bersemangat dan jangan terpengaruh dengan dunia politik,” katanya. Siti menekankan, sasaran di 2019 adalah keseimbangan kelestarian lingkungan dalam pembangunan, meningkatkan sumbangan ekonomi melalui konfigurasi bisnis baru dan circular ekonomi, serta memperkuat aksi korekstif sebagai landasan pembangunan berikutnya.

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan Indonesia di 2019, Siti berpesan agar Direktur Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), serta Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) dapat membawa ruang lingkup kegiatannya kepada sektor ekonomi formal.

“Karena itu akan dirancang kerja sama bersama Badan Pusat Statistik, serta penyiapan peningkatan daya dukung dan daya tampung. Penyiapan ini diharapkan bisa semakin jelas orientasi dan langkahnya tahun ini,” lanjutnya.

Baca juga : Tinjau Ulang Saja Program Pengurangan Emisi Karbon

Menurut mantan Sekjen DPD RI itu, penguatan kapasitas usaha hutan sosial, khususnya bagi para kelompok tani sangat penting. Ia pun berharap pengelolaan kawasan konservasi dapat semakin dioptimalkan di masa mendatang sebagai sumber daya bagi pembangunan wilayah.

“Kalau kita merawat kawasan konservasi dengan baik, membina masyarakat di dalam kawasan dengan prinsip konservasi, harusnya tidak ada masalah. Prinsipnya mengajak rakyat, dan mengelola bersama rakyat, menjaga tapak sambil menuai manfaat,” terang Siti. Terkait penurunan luasan lahan kritis yaitu sekitar 14,01 juta hektare di tahun 2018, Siti mengingatkan agar tahun 2019 dapat diisi dengan kerja keras, dengan target rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), yang lebih besar yaitu sekitar 207 ribu hektare.

“Seluruh jajaran tetap bersemangat, dan jangan terpengaruh dengan dunia politik,” pesan Siti. Selain itu, lanjut Siti, pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar akan ditingkatkan melalui realisasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), hutan sosial, pelatihan vokasi bagi masyarakat dan pendampingan usaha. Lalu, peningkatan ekspor dan nilai tambah produk kehutanan juga akan dilakukan dalam bentuk penetrasi pasar ekspor, peningkatan produksi kayu dan hasil hutan bukan kayu, tumbuhan satwa liar, konfigurasi bisnis baru, kluster industri.

Baca juga : Sri Mulyani Sukses Patahkan Keraguan Ekonom

Kemudian, kata Siti, peningkatan sumber daya alam dan daya tampung lingkungan juga dilakukan dalam bentuk rehabilitasi hutan dan lahan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan, penurunan laju deforestasi, peningkatan pengelolaan sampah, circular ekonomi, penurunan penggunaan merkuri, dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Dalam refleksi akhir tahun, Siti mengaku puas kinerja KLHK terus membaik. Terbukti, sepanjang empat tahun kantornya telah menyabet 93 penghargaan.

“Tata kelola saat ini sudah cukup baik. Kedepannya, KLHK juga harus bisa mewujudkan harapan rakyat. Agar terus ada formulasi dari berbagai corrective action yang telah dilaksanakan, sehingga estafetnya bisa berjalan dengan baik. Dan persiapan ini harus dimulai sejak Januari 2019,” kata Siti.  [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.