Dark/Light Mode

Mantap! Inflasi RI Terendah Keempat Di Antara Negara G20

Kamis, 7 September 2023 19:30 WIB
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono. (Foto: KSP)
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono. (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia berhasil mengendalikan inflasi di tengah tingginya inflasi dunia. 

Di antara negara-negara G20, tingkat inflasi Indonesia pada Agustus 2023 sebesar 3,27 persen merupakan terendah keempat setelah China (-0,30 persen), Saudi Arabia (2,31 persen), dan Amerika Serikat (3,18 persen). Inflasi Indonesia juga lebih rendah dibandingkan Eropa, yakni sebesar 5,3 persen. 

“Ini patut disyukuri, mengingat beberapa negara sedang mengalami hiperinflasi. Seperti Argentina, 113,4 persen, dan Turki, 47,8 persen,” terang Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono, di Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (7/9). 

Baca juga : Jepang Ingin Perkuat Kerja Sama Di Enam Bidang

Edy mengatakan terkendalinya inflasi Indonesia didorong oleh seluruh komponen. Yakni, Komponen inflasi inti atau core inflation, administered price, dan komponen pangan atau volatile food. 

Pada komponen inflasi inti atau core inflation, terang Edy, cenderung stabil di level yang rendah, yakni 2,18 persen (yoy). Sementara komponen inflasi administered price menurun hingga menjadi 8,05 persen, setelah sebelumnya mencapai puncaknya pada Desember 2022 sebesar 13,34, dampak penyesuaian harga energi yang dilakukan pemerintah. 

Terkendalinya inflasi Indonesia, tambah Edy, juga tidak terlepas dari dorongan komponen pangan atau volatile food. Pada Agustus 2023, komponen inflasi pangan di level 2,42 persen atau lebih rendah dibandingkan 2022, yakni 5,61 persen. “Artinya di tengah gejolak harga pangan global, Indonesia relatif mampu mengendalikan harga pangan yang merupakan kebutuhan strategis,” tuturnya.

Baca juga : Presiden Jokowi Apresiasi TPIP Dan TPID

Edy mengatakan, keberhasilan kebijakan pengendalian inflasi di Indonesia hasil dari kombinasi menyeluruh antara kebijakan moneter, fiskal, dan koordinasi yang erat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Strategi kebijakan ini tidak banyak dilakukan di negara-negara lain. “Sebab di hampir seluruh negara, pengendalian inflasi dilakukan hanya melalui instrumen kebijakan moneter,” jelasnya. 

Dari sisi kebijakan fiskal, papar Edy, pengendalian inflasi dilakukan dengan terus memperkuat sisi supply melalui berbagai program ketahanan pangan. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 104,2 triliun untuk mengembangkan budi daya pertanian, penguatan infrastruktur, sarana dan pra-sarana pertanian, subsidi bunga kredit dan subsidi pupuk, serta mendukung sarana prasarana lain, seperti jalan. 

Sementara pada kebijakan moneter, lebih lanjut Edy menjelaskan, pada 2023 normalisasi kebijakan moneter diarahkan agar konsisten dan sejalan dengan stance kebijakan moneter. Hal ini untuk memastikan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3,0 plus 1 persen. Caranya melalui penetapan suku bunga BI7DRR yang secara bertahap dinaikkan dan dipertahankan pada level 5,75 persen sejak Januari hingga Agustus 2023. “Selain itu juga dilakukan penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation,” ungkap Edy. 

Baca juga : Ini Paparan Mendag Zulhas Di Pertemuan Tingkat Menteri Negara-negara G20

Adapun terkait dengan koordinasi dan sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID, kata Edy, salah satunya dengan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Di mana TPIP-TPID terus mendorong optimalisasi Strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. 

Deputi Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan ini juga menegaskan, meski inflasi relatif terkendali, pemerintah terus melakukan upaya-upaya preventif dan antisipatif. Diantaranya dengan terus memantau perkembangan harga, khususnya harga pangan strategis, dan memperkuat koordinasin antara pemerintah pusat dan daerah, serta pemerintah dengan para pelaku usaha.  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.