Dark/Light Mode

Pengamat: Cegah Radikalisme Menyusup, Rumah Ibadah Perlu Dikontrol Pemerintah

Jumat, 8 September 2023 13:44 WIB
Al Chaidar (Foto: Ist)
Al Chaidar (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat terorisme Al Chaidar memandang perlunya peran pemerintah dalam mengontrol tempat peribadatan.

Hal itu disampaikan Al Chaidar menanggapu usulan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel agar pemerintah bersama masyarakat mengontrol tempat ibadah agar tak disusupi paham ekstremisme.

"Usulan ini saya kira baik dan bagus," kata Al Chaidar saat berbincang dengan RM.id, Jumat (8/9).

Dia menyatakan, penyebaran ide-ide ekstrimisme di tempat ibadah memang tidak terlalu signifikan. Namun, pada dasarnya tetap ada.

Karena itu, menurut Chaidar, usulan Komjen Rycko seharusnya mendapat respons positif dari masyarakat.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa peredaran gagasan-gagasan radikalisme dan juga aktivitas terorisme masih berlangsung di rumah-rumah ibadah hingga hari ini," ingatnya.

Baca juga : Cegah Radikalisme Masuk Rumah Ibadah, Pemerintah Dan Masyarakat Kudu Bersinergi

Dia pun menggaransi, usulan Kepala BNPT ini bernilai positif. Selain akan menimbulkan kenyamanan, rumah-rumah ibadah juga mendapat perhatian dari pemerintah.

"Masyarakat tidak perlu ragu dan kecewa dengan usulan ini karena implikasi dari usulan ini adalah juga sekaligus bermakna rumah-rumah ibadah akan mendapatkan perhatian dari pemerintah," ungkap dia.

"Tidak hanya dalam konten wacana serta jaringan radikalisme dan terorisme, tapi juga akan meneguhkan tanggung jawab pemerintah dalam membangun memelihara dan juga merawat rumah-rumah ibadah tersebut," tambah Al Chaidar.

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, mekanisme kontrol di tempat ibadah ini diusulkan dengan menekankan pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam pengawasan, bukan kontrol penuh dan sepihak oleh pemerintah.

“Terhadap penggunaan tempat-tempat ibadah untuk menyebarkan rasa kebencian, kekerasan, mekanisme kontrol itu artinya bukan pemerintah yang mengontrol. Mekanisme kontrol itu bisa tumbuh dari pemerintah beserta masyarakat,” terang Rycko, Selasa (5/9).

Dipaparkan Rycko, mekanisme kontrol ini tidak mengharuskan pemerintah mengambil kendali langsung, melainkan mekanisme yang dapat tumbuh dari pemerintah dan masyarakat.

Baca juga : Jaga Keutuhan Bangsa, Cegah Radikalisme Masuk Rumah Ibadah

Ia menjelaskan, pengurus masjid dan tokoh agama setempat bisa berperan dengan melaporkan aktivitas atau ajaran yang berpotensi radikal.

Pendekatan yang diusulkan adalah melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat dalam memantau dan memberikan peringatan kepada individu yang terlibat dalam penyebaran pesan kebencian dan kekerasan.

Rycko juga menekankan bahwa pemerintah sendiri tidak akan sanggup mengontrol semua tempat ibadah.

"Dari tokoh-tokoh agama setempat, atau masyarakat yang mengetahui ada tempat-tempat ibadah digunakan untuk menyebarkan rasa kebencian, menyebarkan kekerasaan, itu harus disetop," tegas Rycko.

Selanjutnya, mereka yang terindikasi menebar gagasan kekerasan dan anti moderasi beragama bisa dipanggil, diberikan edukasi, diberikan pemahaman, ditegur, serta diperingatkan oleh aparat setempat.

Apabila terjadi perlawanan atau mengulangi hal yang sama maka masyarakat dapat menindaklanjuti dengan menghubungi aparat.

Baca juga : Pengamat Maritim: Revitalisasi Pelabuhan Kunci Sukses Ekonomi Indonesia

"Kalau pemerintah yang mengontrol, tak akan sanggup," ucap Rycko.

BNPT telah melakukan studi banding ke negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Maroko yang menerapkan kendali langsung oleh pemerintah terhadap tempat ibadah.

Namun, Rycko menyadari bahwa situasi di Indonesia berbeda. Oleh karena itu, ia mengusulkan mekanisme kontrol yang bersifat kolaboratif dengan masyarakat setempat.

Seperti, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh budaya sebagai alternatif yang lebih cocok untuk konteks Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.