Dark/Light Mode

Pengamat Maritim: Revitalisasi Pelabuhan Kunci Sukses Ekonomi Indonesia

Rabu, 30 Agustus 2023 12:20 WIB
Marcellus Hakeng Jayawibawa
Marcellus Hakeng Jayawibawa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Maritim dari Ikatan Alumni Lemhanas Strategic Center (IKAL SC) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, angkat bicara soal masifnya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia.

Pelabuhan tikus adalah istilah yang merujuk pada sebuah pelabuhan tidak resmi yang lokasinya jauh dan jarang dijangkau oleh petugas.

Karakter tersebut membuat pelabuhan tikus kerap kali menjadi celah bagi jalur keluar masuk aktivitas ilegal, seperti penyelundupan satwa liar maupun komoditas pertanian.

Hakeng mengatakan, masifnya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi.

"Pelabuhan tikus merupakan ancaman bagi keamanan nasional dan perekonomian Bangsa Indonesia," jelas Capt. Marcellus Hakeng dalam keterangan pers kepada media Rabu (30/8).

Diungkapkan Capt Hakeng, pelabuhan tikus merupakan pelabuhan yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memenuhi standar nasional dan internasional.

Baca juga : Pengamat: Airlangga Sukses Jaga Perekonomian Indonesia

"Pelabuhan-pelabuhan ini sering digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti penyelundupan barang, perdagangan manusia, dan juga perdagangan narkoba," katanya.

Jadi, segala kegiatan yang ada di pelabuhan itu jelas merugikan Negara. Untuk itu kata dia, Pemerintah perlu mengambil tindakan dengan menutup pelabuhan tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

"Pemerintah perlu berinvestasi dalam infrastruktur, pelatihan, dan penegakan hukum untuk memastikan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia aman dan terjamin," tegasnya.

Saat ini kata dia, terdapat sekitar 3.000 lebih pelabuhan di Indonesia, akan tetapi hanya sebagian kecil yang sudah dikelola dengan baik.

"Sisanya masih membutuhkan peran serta Pemerintah guna memperbaiki tata kelolanya," sambung Hakeng.

Hakeng mengaku senang, dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa Pemerintah sedang bekerja untuk meningkatkan pelabuhan yang ada di Indonesia.

Baca juga : PBSI Soroti Mental Tanding Pebulutangkis Indonesia

"Dikatakan oleh beliau (Menko Luhut) Pemerintah telah mengalokasikan Rp 100 triliun untuk membenahi pelabuhan," jelasnya.

Upaya Pemerintah untuk memperbaiki pelabuhan yang ada di Indonesia merupakan langkah positif. Namun, perlu waktu untuk menikmati hasil dari upaya ini.

Sementara itu, penting untuk memotret masalah pelabuhan yang ada dan mengambil langkah-langkah untuk memitigasi risikonya.

Menurut pantauan Capt Hakeng ada beberapa permasalahan pelabuhan yang ada di Indonesia antara lain : terlalu padat, pelabuhan sering penuh sesak oleh kegiatan yang malah menyulitkan kapal untuk beroperasi.

Manajemen yang buruk, Pelabuhan seringkali tidak dikelola dengan baik, yang menyebabkan inefisiensi dan korupsi.

Kurangnya infrastruktur, Pelabuhan seringkali mengalami kekurangan infrastruktur yang diperlukan.

Baca juga : Bamsoet Puji Sosialisasi 4 Pilar MPR di Festival Indonesia Raya HUT Salatiga

Seperti kebutuhan akan adanya terminal baru yang lambat dalam pembangunannya. Dan kebutuhan pengerukan alur guna kelancaran proses keluar masuknya kapal.

Permasalahan tersebut mempersulit pelabuhan untuk melayani aktivitas kapal dan barang secara efektif.

Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan, kemacetan, dan biaya yang lebih tinggi.

Pemerintah kata dia, perlu mengambil tindakan segera untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia.

"Ini akan membantu meningkatkan perekonomian negara dan membuat operasional pelabuhan lebih aman dan terjamin," pungkas Capt. Hakeng.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.