Dark/Light Mode

Jokowi Cerita Arti Penting Trust, Sejak Zaman Pengusaha Hingga Jadi Presiden

Sabtu, 16 September 2023 16:24 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Rakernas Seknas Jokowi di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). (Foto: Antara/Arif Firmansyah)
Presiden Jokowi saat membuka Rakernas Seknas Jokowi di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). (Foto: Antara/Arif Firmansyah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menekankan pentingnya membangun kepercayaan (trust) dalam hal kepemimpinan.

Jauh sebelum terjun ke dunia politik, saat awal membangun usaha, kepercayaan adalah hal yang pertama dibangun Jokowi. Tak ada yang lain. Apalagi, kala itu, Jokowi memang tak punya apa-apa.

"Orang Solo pasti tahu, berangkat saya dari mana, saya memiliki apa semuanya. Begitu juga di bisnis. Yang saya bangun itu kepercayaan, trust, sehingga orang mau memberikan bahan bakunya ke saya. Mau meminjamkan, memberikan bahan penolongnya ke saya. Itulah yang saya bangun, kepercayaan," ungkap Jokowi saat membuka Rakernas Seknas Jokowi di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023).

Hal yang sama, kembali diterapkan Jokowi, saat memasuki dunia politik.

Baca juga : Cek Kualitas Udara, Permintaan Produk MSI Naik Hingga 30 Persen

"Hanya satu yang saya bangun, trust, kepercayaan. Itulah yang sulit. Tapi, sekali lagi, sejak awal saya membangun perusahaan, karier politik, yang saya bangun adalah trust, public trust," tandas Jokowi.

Jadi Wali Kota

Presiden ke-7 RI ini pun menceritakan pengalamannya saat menjadi Wali Kota Solo pada tahun 2005-2012.

Saat menang pilkada pertama kali, Jokowi hanya meraup 37 persen suara. Baru di periode kedua, perolehan suara Jokowi meningkat tajam.

"Nggak apa-apa 37 persen, yang penting menang. Yang kedua, tembus 91 persen. Seperti itulah membangun trust," papar Jokowi.

Jadi Presiden

Baca juga : Wakil Kepala BRIN Pimpin Pengukuhan 4 Profesor Riset

Membangun negara, juga begitu. Modalnya sama, membangun kepercayaan.

"Dari awal, saya nggak ngejar yang lain-lain. Saya bangun kepercayaan. Baik dalam lingkup nasional, maupun lingkup global. Agendanya boleh kerja ini, kerja itu, tapi titik akhirnya adalah membangun kepercayaan. Dan itu hal yang paling sulit," beber Jokowi.

Saat awal-awal jadi presiden, datang ke event global seperti KTT ASEAN, KTT G20, berbaur dengan para pemimpin di ASEAN, G20, APEC, Jokowi mengatakan, posisi Indonesia ibaratnya masih menunduk.

Tapi sekarang, sudah bisa bargain. Misalnya, untuk urusan yang sederhana: tempat duduk dan foto.

Baca juga : InDeks: Mampu Satukan Pengusaha & Buruh, Bos Kadin Layak Jadi Cawapres

"Saya ingin mencoba, melihat, posisi kita ada di mana. Kuat atau tidak kuat. Dipercaya atau tidak, sulitnya disitu," ucapnya.

Menurutnya, saat ini dia sudah bisa menawar posisi. Kalau duduknya tidak di dekat tuan rumah, dia enggan datang.

"Ini menunjukkan, Indonesia negara besar. Bukan negara kaleng-kaleng kita ini," cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.