Dark/Light Mode

Marak Penyakit Undefined Pneumonia, Kemenkes: Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada

Kamis, 30 November 2023 10:41 WIB
Ilustrasi hasil rontgen penyakit pneumonia (Foto: Net)
Ilustrasi hasil rontgen penyakit pneumonia (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi mengimbau masyarakat agar tidak panik, menanggapi kabar penyebaran undefined pneumonia. Namun, dia mengingatkan masyarakat, agar meningkatkan kewaspadaan diri, terutama bila melakukan perjalanan ke luar negeri.

Seperti diketahui, saat ini China mengalami ancaman serius penyebaran undefined pneumonia, yang mulai merebak sejak November 2023. Kondisi tak jauh beda, juga dilaporkan terjadi di Eropa. Penularan penyakit ini didominasi anak-anak.

"Pneumonia yang saat ini merebak di China, pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat. Penyebabnya adalah infeksi bakteri. Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae," jelas dr. Imran, Rabu (29/11/2023).

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.

Baca juga : Kemenkes: Masyarakat Jangan Panik Sikapi Pneumonia Di China

lKementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Melalui Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Surat edaran yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 27 November 2023 itu memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan seluruh jajaran kesehatan, dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara, untuk aktif melaporkan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.

“Kami mengimbau Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan, apabila ada indikasi kasus yang mengarah pada pneumonia,” ujar dr. Imran.

Baca juga : Pneumonia Anak Marak Di China, Kemenkes Minta Semua Jajaran Kesehatan Waspada

Menurutnya, upaya mitigasi tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat, agar pengendalian pneumonia menjadi lebih optimal.

Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat, untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia:

1. Mendapatkan vaksinasi melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.

2. Tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit

Baca juga : Israel Serang RS Indonesia dengan Tank dan Mortir, 2 Tewas

3. Pastikan memiliki ventilasi yang baik

4. Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir

5. Apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah, dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.

“Segera ke fasyankes terdekat, jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai demam,” tutur dr. Imran.p

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.