Dark/Light Mode

Peringatan HPS ke-39, Kementan Bakal Pamerkan Teknologi Pengolahan Kakao dan Pompa Air Berbasis 4.0

Jumat, 18 Oktober 2019 13:53 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Anton Prihasto (kedua kiri) saat kunjungan kerja memantau persiapan pelaksanaan Hari Pangan Sedunia di Desa Puudambu, Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (16/10). (Foto: Humas Kementan).
Dirjen Hortikultura Kementan Anton Prihasto (kedua kiri) saat kunjungan kerja memantau persiapan pelaksanaan Hari Pangan Sedunia di Desa Puudambu, Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (16/10). (Foto: Humas Kementan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiap tahun Indonesia memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS). Untuk tahun ini, peringatan HPS ke-39 akan berlangsung pada 2-5 November 2019 di Sulawesi Tenggara. Ada dua komoditas yang menjadi fokus utama perhatian pemerintah yakni kakao dan sagu.

“Peringatan HPS tahun ini akan berlangsung di dua lokasi yakni Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya Kecamatan Angata,” kata Ketua Pelaksana HPS sekaligus Direktur Jenderal Hortikultura, Anton Prihasto, saat mengecek kondisi persiapan, di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Rabu (16/11).

Acara ini akan mengedepankan teknologi pertanian pada kedua komoditas tersebut. Pemanfaatan teknologi ini sejalan dengan tema nasional yang mengusung, "Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".

Beberapa teknologi yang ditampilkan antara lain pompa air berbasis android dan mesin pengolah kakao. Kedua teknologi besutan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) ini digadang-gadang akan dioperasikan perdana oleh Presiden Jokowi nanti.  Pompa air berbasis teknologi 4.0 ini dapat disetel hingga kejauhan ribuan kilometer. Power on-off menyatu dalam handphone operator dengan bantuan internet. 

Baca juga : Sultra Tuan Rumah HPS 2019, Kementan Siapkan Kakao dan Sagu jadi Komoditas Andalan

"Ini luar biasa sekali, ya. Hanya dengan satu tangan, kita bisa mengoperasi mesin air dalam jarak jauh. Petani tidak perlu repot ke ladang untuk menyalakan air. Ini bahkan bisa dioperasikan dari Bogor," ucap Anton, bangga.

Hal ini diamini teknisi Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Heri. Dirinya menyebutkan meski baru diujicobakan di lokasi gelar teknologi pada pelaksanaan HPS, terbukti sangat membantu pelaksanaan panen kakao nanti. 

"Mesin ini dapat dioperasikan jarak jauh asalkan sinyal internetnya kuat. Debit air dalam 1 detik sebanyak 4 liter. Apabila menyala lebih dari 3 jam, mesin akan otomatis mati," ujar Heri.

Budidaya kakao rakyat di Angata sudah cukup baik. Meski kemarau panjang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, tapi petani masih bisa panen dengan baik, bahkan panen di luar musim. “Dengan teknologi Balitbangtan, pada musim kemarau petani bisa panen di luar musim, bahkan sampai dua kali panen,” katanya.

Baca juga : Jalankan Perintah Jokowi, Menhub Ajak Pengusaha Genjot Ekspor dan Investasi

Di kebun petani yang menjadi lokasi acara gelar teknologi HPS ini, ungkap Anton, juga akan diperkenalkan teknologi tumpang sari kakao dengan tanaman pangan. Nantinya lahan kakao yang sedang diremajakan akan dilakukan tumpang sari dengan padi gogo, kedelai dan jagung.

Dirjen termuda di Kementan ini menyebutkan pohon kakao di Angata sudah melalui peremajaan yang dinamakan sambung samping. Tehnik peremajaan bisa mempercepat panen.

"Ini adalah tanaman kakao varietas unggul MCC 02 yang produktivitasnya mencapai 2,5 ton. Di sini tanaman kakao sudah melalui peremajaan sambung samping. Tanaman yang tua dipangkas dan di sisi kiri-kanan ditempel batang baru. Jadi dengan sambung samping cukup 2-2,5 tahun tanaman bisa berbuah," jelas Anton. 

Pada perhelatan HPS nanti, Balibangtan juga akan memamerkan paket mesin pengolahan kakao. Terdiri dari alat sangrai, pengupas kulit, alat press, pelembut, pengayak, dan penghalus bubuk coklat. Peneliti utama Balai Besar Pasca Panen Pertanian, Hernani menyebutkan, alat ini akan dipamerkan pada acara HPS nanti. Selain menunjukkan teknologinya, sekaligus mendorong para petani menciptakan skala usaha rakyat. Dari alat ini bisa dibuat permen cokleat, selain atau cokelat batangan.

Baca juga : Perteta Juluki Amran Bapak Mekanisasi Pertanian Indonesia

Data Ditjen Perkebunan menyebutkan, Sulawesi Tenggara 2018 memiliki luasan kebun kakao mencapai 257.789 hektare terdiri dari 42.229 hektare tanaman kakao belum menghasilkan (TBM), 135. 831 hektare tanaman kakao menghasilkan (TM) dan 79.729 hektare tanaman kakao tidak menghasilkan atau rusak. Sementara luas perkebunan milik rakyat di Kecamatan Angata ada 800 hektare. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.