Dark/Light Mode

Menggapai Kesejukan Beragama (13)

Pengindonesiaan Umat Beragama (1)

Sabtu, 28 September 2019 04:58 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Meskipun agama dan negara masing-masing menuntut loyalitas penuh kepada obyek sama, tetapi umat beragama di Indonesia bisa memaralelkan loyalitas dirinya kepada dua obyek (negara dan agama) tanpa masalah.

Sejak awal berdirinya NKRI, semua agama dan kepercayaan bebas hidup di dalamnya. Keduanya saling mengokohkan satu sama lain. Agama memberikan penguatan terhadap negara dan negara memberikan penguatan terhadap agama.

Agama dan NKRI bagaikan satu mata uang yang memiliki sisi yang berbeda. Jika di kemudian hari terdapat pertentangan antara keduanya, maka itu perlu segera diatasi.

Baca juga : Kementan Kembangkan Kawasan Bawang Merah di Indonesia Timur

Akhir-akhir ini, isu agama seringkali tampil berhadap-hadapan dengan tatanan negara. Gerakan puritanisme atau pemurnian agama tampaknya melahirkan benturan-benturan baru antara tatanan kenegaraan dan apa yang diklaim sebagian orang sebagai ajaran Islam.

Lahirnya gerakan salafiah jihadi yang berusaha membersihkan khurafat dan bid’ah di dalam masyarakat, seringkali berhadapan dengan tradisi keagamaan yang sudah mapan dan mendapatkan legitimasi negara.

Misalnya hadirnya kelompok anti Perayaan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, peringatan tanggal 1 Muharram, dll, dianggap sebagai kegiatan bid’ah yang tidak berdasar.

Baca juga : Perankan Tokoh Agama

Padahal acara-acara tersebut sudah menjadi tradisi keagamaan rutin dan di antaranya sudah dilembagakan dalam acara negara, seperti Peringatan Maulid Nabi, Peringatan Isra’ Mi’raj, dan Nuzulul Qur’an, setiap tahun diacarakan sebagai acara kenegaraan.

Jika itu dibid’ahkan, apalagi diharamkan, maka bukan saja menimbulkan masalah internal umat Islam, tetapi juga berdampak pada acara kenegaraan.

Apa yang sudah dianggap positif dan sudah diterima baik di dalam masyarakat luas, apalagi sudah diakomodasi oleh negara sebagai acara kenegaraan yang diperingati scara nasional, sebaiknya tidak perlu diusik lagi.

Baca juga : Petani Banyuwangi Gunakan Bahan Pengendali Hama Alami

Pemurnian ajaran tidak mesti harus mengorbankan kearifan dan kreativikasi lokal sepanjang hal itu tidak terangterangan ber tentangan dengan ajaran dasar agama. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.