Dark/Light Mode

Penderita Diabetes Tinggi, Menkes Minta Pencegahan Di Puskesmas Dioptimalkan

Minggu, 7 Januari 2024 22:52 WIB
Foto: Humas Kemenkes
Foto: Humas Kemenkes

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, memaksimalkan perannya dalam melakukan pencegahan diabetes sejak dini.

Sebab, angka penderita diabetes di wilayah itu cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, jumlah penderita diabetes pada 2023 mencapai 9.775 orang dan hingga kini baru sekitar 4.248 orang yang ditangani.

Artinya, banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus memburuk.

Menkes Budi menyebut, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan layanan pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer yang saat ini telah tersedia di puskesmas.

Baca juga : Mentan Dampingi Presiden Kunjungi Pusat Perbelanjaan Di Banyumas

Tes ini sangat penting untuk memonitor kadar gula darah. Apabila hasil tes kadar gula darah tinggi, hal itu menjadi indikasi seseorang terkena diabetes.

“Diabetes itu dicegahnya harus di puskesmas, jadi dicek darahnya, kalau sudah di atas 200, dikasih obat, obatnya gratis,” kata Menkes Budi saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, seperti keterangan yang diterima RM.id, Minggu (7/1/2024).

Menkes Budi menilai, cara ini lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan di rumah sakit.

Selain bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, langkah ini juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

Baca juga : Bantah Deindustrialisasi, Menperin Beberkan Bukti-buktinya

“Kalau ini jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit nggak penuh. Apa yang bisa ditangani di puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Souvianur Kure mengatakan, pemeriksaan gula darah sebenarnya telah dilakukan di hampir semua puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una.

Namun memang, saat ini tes gula darah, khususnya pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikasi, belum tersedia di wilayahnya.

“Mulai tahun ini kami anggarkan,” ungkapnya.

Baca juga : Pengaruh Debat Disebut Tak Signifikan, Pilpres Memungkinkan Satu Putaran

Direktur RSUD Ampana Niko mengungkapkan, tingginya angka diabetes ditambah belum adanya pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una telah menyebabkan pasien yang dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, hingga mendominasi ruang rawat inap.

“Di sini, paling banyak yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung,” ungkapnya.

Karenanya, ia menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes.

Melalui kolaborasi ini, ia berharap layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani masyarakat dengan lebih baik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.