Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kompak, Pemerintah dan Pelaku Usaha Kembangkan Bawang Putih

Minggu, 20 Oktober 2019 20:42 WIB
Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Sukarman. (Foto: Humas Kementan)
Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Sukarman. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Semangat  swasembada bawang putih tahun 2021 terus bergaung. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi yang mengembangkan bawang putih. Wilayah ini dikenal sebagai produsen bawang putih terbesar ketiga di Provinsi Jawa Tengah atau terbesar ke lima di Indonesia setelah Temanggung, Lombok Timur, Bima dan Magelang. Berdasarkan catatan statistik BPS, produksi bawang putih nasional tahun 2018 sebesar 39,3 ribu ton atau naik 101 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 19,5 ribu ton. Khusus Karanganyar, produksi bawang putih pada 2018 sebesar 1,68 ribu ton, naik 109 persen dibanding tahun sebelumnya 800 ton.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Kabupaten Karanganyar, Riyanto Sujudi, menyebutkan pengembangan bawang putih dilakukan di  empat kecamatan yakni Tawangmangu, Ngargoyoso, Jenawi  dan Jatiyoso. Teknis pengembangan bawang putih dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kerjasama dengan pelaku usaha impor, dana APBN dan secara swadaya.

“Saat ini luas tanam bawang putih dari kemitraan antara kelompok tani dengan importir mencapai 580 hektare, APBN 50 hektare, dan swadaya di bawah 50 hektare,”  kata Riyanto, saat acara peresmian pipanisasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kamis (17/10).

Baca juga : Bersama Pemerintah, Angkasa Pura II Sukses Kembangkan Sektor Kebandarudaraan Nasional

Riyanto menambahkan agar pelaku usaha dan petani dapat mengembangkan bawang putih sesuai peraturan yang ada dan sesuai Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati.  “Bagi hasil antara perusahaan dengan kelompoktani agar dilaksanakan sesuai kesepakatan. Semoga perusahaan bisa menyerap hasil panen petani untuk dijadikan benih untuk pertanaman selanjutnya. Perusahaan seharusnya melakukan okupasi untuk menyediakan benih bermutu,” terang Riyanto.

Acara peninjauan pipanisasi tersebut juga dihadiri oleh Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman. “Mudah-mudahan kerjasama antara pelaku usaha dengan petani ini sama-sama menguntungkan. Hasil panen diharapkan dijadikan benih. Saat ini benih sudah cukup tersedia di dalam negeri sehingga tidak perlu impor benih,” beber pria juga menjabat sebagai Direktur Perbenihan Hortikultura. 

“Ke depan yang perlu dipikirkan adalah fasilitasi gudang benih dan mitra yang dapat mengopkupasi benih. Untuk gudang benih, pihak Dinas Kabupaten Karanganyar bisa mengusulkan proposal ke Pusat, namun dengan catatan bahwa lahan yang akan dibangun gudang di atasnya merupakan lahan yang statusnya jelas, yang sudah dihibahkan ke kelompok tani. Atau bisa juga kami himbau kepada pelaku usaha yang sudah bermitra dengan petani di wilayah Karanganyar dapat menyumbangkan dana hibahnya untuk membangun gudang,” ujar Sukarman.

Baca juga : Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut di Kalangan Siswa SMP Masih Minim

Faktor alam di Karanganyar juga turut mendukung pengembangan bawang putih. Sukarman menambahkan, air di wilayahnya cukup berlimpah. “Bahkan pelaku usaha berinisiatif membangun pipanisasi untuk membantu petani pada saluran irigasi yang rusak karena longsor. Jika perlu, usulkan perpanjangan pipa ke Direktorat Jenderal PSP untuk menambah luas tambah tanam.”

Kegiatan pipanisasi ini merupakan bantuan dari beberapa pelaku usaha importir yang bermitra dengan kelompoktani bawang putih. Sebelumnya, pipa yang ada telah rusak selama 11 tahun akibat terkena bencana longsor. Sarana irigasi ini mampu mengaliri pertanaman seluas lebih dari 20 hektare untuk kelompoktani Wonosari Tani I, II, dan III. Kegiatan pipanisasi telah selesai dikerjakan bulan Mei 2019 dan telah digunakan untuk mengairi pertanaman bawang putih yang ditanam periode Mei-Juni.

Saat ini Ditjen Hortikultura Kementan tengah menyusun Grand Design Pengembangan Hortikultura 2020-2024 sebagai panduan peta jalan yang lebih jelas dan konkrit terhadap arah kebijakan hortikultura 5 tahun mendatang. Pengembangan bawang putih yang dilakukan sudah in line dengan Grand Design Pengembangan Hortikultura.

Baca juga : Kapal Rede Wisata Lakukan Pelayaran Perdana dengan Angkut 73 Penumpang dari Manado ke Bunaken

“Untuk swasembada bawang putih, diperlukan luas tanam minimal 70-80 ribu hektare. Jadi tolong, hasil panen dirawat jadi benih. Jangan dijual konsumsi, sayang! Munculkan penangkar-penangkar bawang putih yang baru. Apalagi sudah ada pipanisasi, jangkauan air jadi lebih luas. Hasilnya seperti yang kita lihat hari ini, bawang putih kita bisa besar-besar, tidak kalah dengan impor. Kami dari Kementan terus memfasilitasi, bersama dengan pelaku usaha membina dan mendukung petani,” pungkas Sukarman. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.