Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ramah Lingkungan, Kementan Terus Dorong Penggunaan Pestisida Nabati

Minggu, 20 Oktober 2019 23:39 WIB
Sawah (Foto: Humas Kementan)
Sawah (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani menggunakan pestisida nabata guna mewujudkan pembangunan pertanian yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan ketertarikan masyarakat mengunakan produk-produk atau sarana pertanian yang bebas dari residu pestisida kimiawi semakin bertambah. 

Kepala Sub Direktorat Dan Kelembagaan Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT), Direktorat Jenderal Tanaman Kementan, Batara Siagiaan mengatakan penggunaan pestisida nabati diyakini menjadi primadona baru yang akan semakin banyak diminati pemanfaatannya oleh petani. Sebab biaya produksi pertanian lebih rendah saat menggunakan pesnab ketimbang ketika menggunakan pestisida sintetis. 

"Pestisida nabati dapat dibuat secara mandiri menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lingkungan rumah, persawahan, dan kebun warga. Hal tersebut membuat biaya produksi pestisida nabati menjadi sangat minim bila dibandingkan biaya ketika harus membeli pestisida sintetis," demikian kata Batara di Jakarta, Minggu (20/10).

Baca juga : Antisipasi Kerugian, Kementan Perkuat Kewaspadaan Dini Penyakit ASF

Ia menegaskan pemanfaatan pestisida nabati harus didorong sebagai bagian dari upaya mengurangi resistensi produk yang berlebihan atas residu kimia sintetis. Standar dan proses produksi atas pestisida nabati harus dibangun dengan tetap fokus pada efektivitas produk pestisida nabati dalam menangani OPT. "Hal ini sekaligus meningkatkan efisiensi melalui pemanfaatan bahan di lingkungan," tegas pria alumni IPB tersebut.

Terpisah, Koordinator Satuan Pelayanan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Wilayah IV Bandung, Wargiman menyatakan sosialisasi pemanfaatan dan penggunaan pestisida nabati kepada petani-petani terus dilakukan oleh para Petugas Pengendali OPT (POPT) di lapangan.

"Harapan kami akan semakin banyak petani yang beralih menggunakan pestisida nabati daripada pestisida sintetis. Dengan demikian prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT, red) yang lebih ramah lingkungan semakin banyak diterapkan," ungkapnya.

Baca juga : Kementan Dorong Penambahan 1 Juta Petani Milenial

Penggunaan pestisida nabati, lanjutnya, merupakan salah satu komponen dari PHT yang diyakini mampu menekan populasi OPT sampai pada level yang tidak merugikan secara ekonomis. Dengan demikian, produksi tetap berada pada level tinggi. "Serta secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap lingkungan," ujarnya.

Sementara itu, POPT Balai Besar Peramalan OPT di Jatisari, Anton Yuslianto mengungkapkan ada beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Di antaranya adalah Babadotan/Bandotan (Ageratum conyzoides L.), Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus Urban), Selasih Ungu (Ocimum sanctum), Tuba (Derrs eliptica (Roxb)Benth), Daun wangi (Melaleuca bracteata L), Mimba (Azadirachta indica A.Juss), Serai (Andropogon nardus L). 

“Untuk dapat memperoleh bahan aktif pengendali OPT yang terdapat dalam tanaman secara maksimal, disamping dengan cara penambahan zat pelarut Etanol atau Alkohol 70 persen dapat ditambahkan pula zat peng-emulsi, bertujuan untuk meningkatkan jumlah bahan aktif yang terkandung dalam bahan nabati yang dapat berfungsi untuk mengendalikan OPT, " sebutnya.

Baca juga : Peringatan HPS ke-39, Kementan Bakal Pamerkan Teknologi Pengolahan Kakao dan Pompa Air Berbasis 4.0

Anton menjelaskan cara membuat pestisida nabati cukup sederhana yaitu bahan tumbuhan ditumbuk kemudian di bilas setelah itu digiling. Kemudian bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling, dicampur air dengan perbandingan 75 hingga 100 gram bahan tumbuhan bentuk daun atau 25 hingga 50 gram bentuk umbi, buah dan/atau biji, dalam 1(satu) liter air, tambahkan 10 ml metanol/etanol/alkohol 70 persen (sebagai pelarut) dan 2(dua) gram deterjen (sebagai pengemulsi ) kedalam larutan tersebut pada alat pembuat ekstrak (blender).

"Biarkan ekstrak tersebut selama 30 menit, kemudian lakukan penyaringan. Dilihat dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati dapat dipastikan tidak akan terjadi residu bahan aktif yang besar sehingga aman bagi lingkungan," pinta Anton. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.