Dark/Light Mode

Minta Anggaran Riset Ditambah, Jokowi: Mau Tak Mau, Presiden 2024 Melanjutkan

Senin, 15 Januari 2024 14:39 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim untuk menaikkan anggaran, agar perguruan tinggi dapat mengoptimalkan perannya dalam riset dan pengembangan.

"Nggak apa-apa, dimulai tahun ini. Nanti kan sudah ganti Presiden. Tapi dimulai dulu yang gede. Presiden yang akan datang, pasti mau tidak mau melanjutkan. Entah itu 01, 02, atau 03. Itu harus dimulai dulu Nggak mungkin, kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, kemudian (presiden terpilih) motong, nggak akan berani," kata Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024).

Pada kesempatan yang sama, Jokowi menuturkan, Indonesia memiliki banyak peluang untuk mengembangkan ekonomi hijau dan biru.

Baca juga : Jokowi Ingatkan, SDA Melimpah Tak Jamin Indonesia Jadi Negara Maju

Dalam konteks ini, teknologi seperti smart farming, smart fisheries sangat dibutuhkan. Selain itu, Indonesia juga butuh teknologi bioenergi, EV battery, green industry, fast computing, fast analysis dan masih banyak lagi.

Semua kebutuhan itu, kata Jokowi, harus segera disiapkan. Karena dalam peradabannya, sebuah negara lazimnya hanya mendapatkan satu kali peluang untuk menjadi negara maju. Yaitu saat diberi bonus demografi.

"Begitu juga tidak bisa memanfaatkan peluang itu, seperti yang sering saya sampaikan, negara-negara Amerika Latin di tahun 1950-an, 1960-an, 1970-an sudah diberikan peluang, tetapi tidak bisa memanfaatkan. Saat itu, tahun 1950-an 1960-an mereka sudah menjadi negara berkembang. Tapi, sampai saat ini mereka tetap menjadi negara berkembang,"  papar Jokowi.

Baca juga : Arus Bawah Jokowi & Semeton Gibran Siap Kawal Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

"Bahkan, ada yang turun menjadi negara miskin karena tidak memanfaatkan opportunity, kesempatan, peluang yang diberikan. Dan terjebak pada middle income trap," imbuhnya.

Untuk itu, Jokowi mengingatkan, pentingnya peningkatan kualitas perguruan tinggi dalam negeri. Peringkat terbaik PTN Indonesia harus terus diperbaiki, berdasarkan rapor tahunan QS World.

"Saya lihat, yang ranking-nya 200 ke atas, masih kecil sekali. Nggak usah saya sebut, karena kecil sekali. Nilainya masih di atas 100. Yang masuk top 100 atau top 50, belum ada. Inilah pekerjaan besar Bapak Ibu Rektor yang saya hormati,” tutur Jokowi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.