Dark/Light Mode

Masyarakat Aceh Timur Harus Bisa Jadi Agen Untuk Jaga Medsos Jelang Pemilu 2024

Rabu, 31 Januari 2024 15:50 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang Pemilu 2024, masyarakat Aceh Timur diharapkan dapat menjadi agen yang menjaga kenyamanan, ketertiban, dan keamanan media sosial. Medsos menjadi sumber informasi yang sangat besar di era digital.

“Masyarakat Kabupaten Aceh Timur harus memiliki rasa tanggung jawab untuk bersama-sama menjaga media sosial senantiasa aman, damai, dan tertib khususnya menjelang perhelatan Pemilu 2024. Kalian harus bisa jadi agen-agen tersebut,” kata Ketua Komunitas Milenial Cakap Digital, Teuku Ayub Zulkifli, saat Seminar Literasi Digital dengan tema Etika Bermedia Sosial Selama Pemilu, di Kabupaten Aceh Timur, seperti keterangan yang diterima RM.id, Rabu (31/1/2024).

Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat, kata Ayub, untuk menjaga medsos senantiasa damai yakni dengan melakukan think before posting.

Di medsos, komunikasi bisa dilakukan secara bebas tanpa batasan waktu dan tempat, sehingga ada banyak hal yang terabaikan.

Baca juga : Bamsoet Ajak FKPPI Purbalingga Antisipasi Ancaman Terorisme Jelang Pemilu

“Karena itu saya ingin memberikan tips bagaimana think before posting,” ujar Ayub.

Pertama, True, apakah faktanya benar demikian? Mengutarakan sesuatu tentu membutuhkan fakta.

“Ketika kita ingin berkomentar terhadap seseorang di media sosial, terutama mereka yang tak kita kenal, jangan mengucap sesuatu yang kita tak tahu faktanya,” ingat Ayub.

Kedua, Helpful, apakah bermanfaat? Apakah perkataan kita bisa membantu orang tersebut atau orang lain yang membacanya?

Baca juga : Bamsoet Ajak Paguyuban Kades Wira Praja Jaga Kondusivitas Jelang Pemilu

“Tanyakan hal ini pada diri sebelum tangan mulai mengetik,” tuturnya.

Selanjutnya, Inspiring, apakah bisa menginspirasi? Kita pasti pernah membaca postingan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan.

“Alangkah baiknya jika komentar kita pun bisa menginspirasi mereka yang membacanya untuk berbuat hal yang positif,” terang Ayub.

Berikutnya, Necessary, perlukah disampaikan? Sekadar berkomentar tentang baju yang digunakan atau gaya rambut seseorang rasanya tak terlalu penting untuk disampaikan.

Baca juga : Budiman Sudjatmiko: Masyarakat Desa Bisa Jadi Pengelola Industri Pertanian

“Terkadang, kita sekadar bersuara hanya untuk meramaikan kolom komentar atau menimpali komentar orang lain. Hal yang seperti ini, patut dihindari,” sarannya.

Terakhir, Kind, apakah komentarnya baik? Apakah perkataan kita akan memberikan kebaikan pada siapapun yang menerimanya?

"Jika iya, lakukan. Jika tidak, pikirkan kembali dan lebih baik hindari. Tugas kita adalah menebar kebaikan, bukan malah menjadi provokator di antara netizen lain,” pungkas Ayub.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.