Dark/Light Mode

Ini 4 Pesan Menkes untuk Eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan

Kamis, 7 Maret 2024 17:36 WIB
Foto: Kemenkes.
Foto: Kemenkes.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kusta, frambusia, kaki gajah, demam keong (schistosomiasis), dan cacingan merupakan Penyakit Tropis Terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTDs) yang menjadi perhatian dalam peringatan NTDs Day 2024 di Jakarta pada Rabu (6/3/2024).

Dalam acara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan kepada 99 bupati/wali kota atas pencapaian bebas frambusia dan 3 bupati atas pencapaian eliminasi filariasis atau kaki gajah.

Penyakit Tropis Terabaikan merupakan penyakit menular yang diderita oleh orang-orang dengan taraf hidup rendah dan minim perhatian.

Menurut WHO, secara global terdapat 21 Penyakit Tropis Terabaikan atau NTD yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit.

“NTD menyebabkan tingginya angka kesakitan, kecacatan, dan stigma, terutama mempengaruhi populasi yang paling miskin dan marjinal, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia,” ujar Deputy WHO Representative to Indonesia Momoe Takeuchi dalam sambutannya pada Neglected Tropical Disease (NTDs) Day 2024, seperti keterangan yang diterima RM.id, Kamis (7/3/2024).

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi, mewakili Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan, di Indonesia terdapat 8 dari 21 Penyakit Tropis Terabaikan.

Di antaranya, kusta, frambusia, kecacingan, filariasis atau kaki gajah, dan schistosomiasis atau demam keong.

Baca juga : BNPT Gandeng Kemendes Deteksi Dini Penyebaran Terorisme Lewat Desa Siapsiaga

Dirjen Maria menambahkan, pada tahun 2023, kasus baru kusta dilaporkan sebanyak 14.376, dengan 11 provinsi dan 124 kabupaten/kota memiliki prevalensi di atas 1 orang per 10.000 penduduk.

Sementara itu, ditemukan 69 kasus baru frambusia di tahun 2024, tersebar di Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah.

Kendati demikian, upaya eradikasi atau pemberantasan dan eliminasi frambusia terus dilakukan pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak.

Hingga 2023, terdapat 158 kabupaten/kota berstatus bebas frambusia, terdiri atas 10 daerah endemis dan 148 daerah non-endemis.

Sementara pada 2024, terdapat 99 kabupaten/kota yang lolos asesmen eradikasi frambusia dan berhak menerima Sertifikat Bebas Frambusia.

“Hingga saat ini, terdapat 6 provinsi yang sudah 100 persen kabupaten/kota-nya bebas frambusia, yaitu provinsi Lampung, Banten, Jateng, Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” ungkap Endang.

Sementara itu, eliminasi filariasis sudah dilakukan secara bertahap di 236 kabupaten/kota endemis.

Baca juga : Miliki Curriculum Vitae Lengkap untuk Pimpin DKI, Zaki Iskandar Tetap Merendah

Sampai 2023, sebanyak 37 kabupaten/kota telah dinyatakan eliminasi filariasis dan menerima sertifikat dari Menteri Kesehatan.

Selain itu, 3 kabupaten menerima sertifikat eliminasi pada peringatan NTDs Day 2024, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Mukomuko, dan Kabupaten Keerom.

Adapun, schistosomiasis atau penyakit demam keong hanya ditemukan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Kendati demikian, pemerintah tetap memberikan perhatian karena schistosomiasis belum sepenuhnya tereliminasi dari Indonesia.

Mengenai Penyakit Tropis Terabaikan seperti cacingan, pemerintah memberikan perhatian besar dan mengajak seluruh kabupaten/kota untuk bersama-sama menurunkan angka prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10 persen.

“Demikian juga dengan cacingan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan angka prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10 persen,” imbaunya. 

Untuk dapat mengeliminasi berbagai Penyakit Tropis Terabaikan, Menkes Budi Gunadi Sadikin berpesan kepada seluruh kepala daerah yang hadir agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.

Baca juga : Bangun Sistem Kesehatan RI, Menkes Terima Penghargaan Angka Nitisastro Dari ITS

Menurut Budi, berbagai penyakit tropis terabaikan dapat dieliminasi jika masyarakat dapat menjaga lingkungan sehingga berbagai hewan dan binatang yang ada di lingkungan tidak membawa virus, bakteri, atau patogen penyakit.

“Memang, cara yang paling bagus dan paling benar, walaupun susah, adalah jaga lingkungannya. Kalau lingkungannya nggak banyak nyamuk, segala penyakit yang dibawa nyamuk pasti menurun,” ujar Budi.

Dia juga menyampaikan, upaya eradikasi dan eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan merupakan program kesehatan berkelanjutan yang tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun.

Upaya mengeliminasi penyakit-penyakit tersebut membutuhkan komitmen bersama untuk menjaga kesehatan lingkungan.

“Jadi, itu saja Bapak, Ibu, jangka panjang, kalau mau sustainable yang mesti diberesin, bikin lingkungan yang bersih. Lingkungan bersih apa aja? Rajin cuci tangan sebelum makan, buang air besar jangan sembarangan, kemudian kalau jalan-jalan di luar pakai sandal, terutama anak-anak," pesannya. 

"Kemudian, kalau ada genangan air yang bisa jadi sarang nyamuk itu dibersihkan. Nah, harusnya kalau itu beres, turun jauh tuh NTD-nya,” sambung Budi. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.