Dark/Light Mode

Diingatkan Pengamat, BNPT Awasi Gelagat Terorisme Selama Ramadan

Jumat, 15 Maret 2024 22:06 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC), Robi Sugara mengatakan, bulan Ramadan kerap dimanfaatkan oleh para teroris untuk melancarkan aksinya. Terlebih, bagi teroris yang menjual agama ketika beraksi.

"Bagi kelompok teroris yang menggunakan agama sebagai landasannya, khususnya Islam, bulan Ramadan akan dijadikan momentum untuk melakukan aksi terornya," kata Robi, kepada RM.id, Jumat (15/3/2024).

Dijelaskan Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu, teroris beranggapan aksi yang dilaksanakan pada Ramadan, maka pahalanya dilipatgandakan.

"Sebab, Ramadan adalah bulan baik," ungkap dia.

Baca juga : Mandala Finance Dukung Peningkatan Literasi Keuangan 332 Siswa SMA dan SMK

Pada kesempatan sama, menurut Dosen Universitas Malikussaleh, Al Chaidar, di bulan Ramadan atau menjelang Ramadan sering terjadi serangan. Dia mencontohkan bom Makassar tahun 2021 lalu.

"Kemudian penembakan Mabes Polri oleh Zakiah Aini. Serangan Mapolda Riau 2018 juga terjadi di bulan Ramadan. Semua pelaku terafiliasi dengan Jamaah Ansharud Daulah (JAD)," papar pengamat terorisme itu.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan masyarakat. Upaya itu bahkan semakin digencarkan pada Ramadan tahun ini.

"Terkait pencegahan radikalisme dan terorisme saat Ramadan, prinsipnya kegiatan pencegahan terus berlangsung di tengah masyarakat baik kesiapsiagaan, kontra radikalisasi dan deradikalisasi," kata Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid, Jumat (15/3/2024).

Baca juga : Kemendag Tahan HET Migor Selama Ramadan, Ini Alasannya

Ia mengatakan, tidak ada kriteria tempat dan waktu khusus dalam melakukan pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Seperti di pengajian-pengajian dan ceramah malam tarawih yang diduga sebagai sasaran.

Nurwakhid menuturkan secara umum kegiatan BNPT dalam aspek pencegahan meliputi kesiapsiagaan, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Kesiapsiagaan artinya memastikan masyarakat memiliki kesiapan dan deteksi dini dalam mencegah aksi dan penyebaran paham radikal terorisme.

Baca juga : Ketersediaan Pangan Asal Ternak Aman Jelang Puasa

"Kontra radikalisasi berarti menangkal narasi, ideologi dan propaganda kelompok teroris agar tidak mempengaruhi masyarakat," jelasnya.

Sedangkan deradikalisasi menyasar pembinaan ideologi. Baik terhadap narapidana teroris, mantan narapidana teroris dan mereka yang terpapar.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.